Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

PM Ethiopia Abiy Ahmed Raih Nobel Perdamaian!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 20-10-2019
PM Ethiopia Abiy Ahmed
Raih Nobel Perdamaian!
H. Bambang Eka Wijaya

BERKAT upayanya mewujudkan perdamaian internasional dengan ketentraman negerinya, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dipilih Komite Nobel Norwegia sebagai penerima penghargaan Nobel Perdamaian 2019.
Ia mengakhiri perang perbatasan dengan negara tetangganya Eritrea 1998-2000 yang berlanjut kebuntuan permusuhan selama dua dekade. Kebuntuan berakhir setelah Abiy mengakui hasil arbitrase internasional 2002 tentang garis perbatasan dengan Eritrea.
Sekaligus mengakhiri kekisruhan antatkekuatan warga di dalam negerinya dengan membebaskan ribuan aktivis oposisi dari tahanan setelah terpilih jadi PM April 2018. Ia juga membebaskan para aktivis yang kembali ke rumah setelah lama menghilang tanpa proses hukum. (MI/BBC, 12/10)
Negeri yang berdekade tegang oleh permusuhan dengan negara tetangga dan permusuhan antarsaudara sebangsa di dalam negeri itu berubah menjadi negeri yang tenteram, aman dan damai. Tak kepalang, para pengusaha Indonesia pun menjadikan Ethiopia sebagai "Hub" untuk pasar Afrika, dengan mendirikan pabrik pangan olahan seperti mie instan dan sejenisnya di negeri tersebut.
Deklarasi perjanjian damai ditandatangani Abiy dan Presiden Eritrea Isaias Afwerki di Asmara dan Jeddah Juli dan September 2019. Ini menjadi modal penting membawa harapan kehidupan lebih baik bagi masyarakat bangsanya ke masa depan.
Abiy, pemimpin termuda di Afrika kelahiran 1976 itu oleh Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg disebut telah secara nyata menciptakan harapan di wilayah Afrika yang telah terlalu lama ditandai oleh kekerasan, konflik, dan kemiskinan, meskipun memang masih banyak yang harus dilakukan. Ia menilai Abiy berkontribusi pada hubungan yang lebih damai di antara negara-negara di Afrika Timur.
Komite Nobel Norwegia dalam pernyataan resminya menyebut Abiy pantas menerima Nobel Perdamaian 2019 atas upayanya mewujudkan perdamaian dan kerja sama internasional. Penghargaan diberikan kepada Abiy khususnya atas inisiatifnya yang menentukan dalam menyelesaikan konflik perbatasan Ethiopia - Eritrea.
"Saya merasa tak pantas sekaligus tergetar dalam rasa bahagia ketika mendengar berita ini," kata Abiy kepada Komite Nobel melalui panggilan telepon yang diunggah di situs Penghargaan Nobel seusai pengumuman, dikutip Kompas.com (12/10). "Ini hadiah yang diberikan kepada Afrika, diberikan kepada Ethiopia."
Abiy berharap Nobel ini memacu para pemimpin Afrika untuk menciptakan perdamaian di benua tersebut. ***

0 komentar: