Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 16-10-2019
S'pura Larang Iklan Minuman Manis!
H. Bambang Eka Wijaya
SINGAPURA menjadi negara pertama di dunia yang melarang total iklan minuman manis dalam kemasan. Larangan ini sebagai upaya memerangi penyakit diabetes.
Dikutip Kompas.Money dari Business Insider, Minggu (13/10/2019), larangan itu diumumkan Kamis (10/10/2019). Iklan minuman manis dilarang di semua platform media massa dan kanal online seperti televisi, internet, surat kabar, radio, dan iklan luar ruangan.
Aturan itu berlaku pada minuman manis dalam kemasan botol, paket, dan kaleng, termasuk minuman instan, minuman berkarbonasi, dan yogurt.
Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan, label nutrisi juga akan ditempatkan pada kemasan minuman manis. Label bertuliskan "Tidak Sehat" akan dicantumkan pada minuman dengan kadar gula sedang hingga tinggi. Menurut Strait Times, rincian aturan tersebut akan segera diumumkan pada 2020.
Menteri Negara Senior untuk Bidang Kesehatan Edwin Tong menyatakan, tujuan aturan dan pelarangan itu untuk memberi pilihan yang terinformasi dengan baik, menurunkan pengaruh iklan, dan mendorong produsen menurunkan kadar gula dalam minumam manis.
Kementerian Kesehatan Singapura menyebut, label dengan pembeda warna akan menunjukkan jika minuman tersebut sehat, netral, atau tidak sehat. Label tersebut juga disertai informasi kadar gula dalam minuman.
Diabetes kini semakin menjadi masalah pelik di Singapura. Survei yang dilakukan 2018 menunjukkan rata-rata warga Singapura mengonsumsi 12 sendok teh atau 60 gram gula dalam sehari. Dari angka itu separuhnya berasal dari minuman manis dalam kemasan.
"Ini menjadi kekhawatiran, karena secara rata-rata, tambahan sajian minuman manis sebesar 250 ml per hari akan menambah risiko diabetes hingga 26%," kata Tong.
Diabetes lazim disebut kencing manis. Gejala awalnya pradiabetes, gula dalam aliran darah tak lagi sepenuhnya terserap tubuh sehingga banyak tersisa dalam aliran darah dengan kadar yang tinggi di atas 220. Ketika gula darah selalu tinggi cepat konsultasi ke dokter sebelum 'naik kelas' jadi diabetes.
Diabetes tipe 1 disebut Dependent Diabetes Melitus, suatu kondisi kronis saat pankreas memproduksi insulin sedikit atau tidak sama sekali. Kondisi ini bisa muncul saat remaja. Di Indonesia jenis ini 150 ribu kasus per tahun.
Diabetes tipe 2, lebih 2 juta kasus per tahun di Indonesia, suatu kondisi kronis tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau menolak insulin.
Cegahlah diabetes, ketimbang susah payah mengobati. Kurangi konsumsi gula. ***
0 komentar:
Posting Komentar