Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 06-10-2019
Perubahan Iklim, Gletser
38 km Hilang di Islandia!
H. Bambang Eka Wijaya
GLETSER, bongkahan es abadi, seluas 38 km persegi hilang di Islandia akibat perubahan iklim. Ratusan warga bersama Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir Rabu (18/9/2019) melakukan upacara "pemakaman" gletser yang bernama Okjokull tersebut.
Jakobsdottir memperingatkan, jika tren hilangnya lapisan es pada Okjokull terus berlanjut, maka Islandia akan kehilangan lebih banyak gletser dalam waktu dekat.
Apa yang dialami Okjokull merupakan dampak dari emisi gas rumah kaca dan aktivitas manusia yang secara radikal mengubah rumah kita semua. Peringatan Jakobdottir itu bukan hanya untuk warga Islandia, tapi juga untuk semua warga bumi.
Hilangnya Okjokull hanyalah salah satu gejala dari mencairnya gletser di berbagai penjuru bumi, dari Kutub Utara hingga Kutub Selatan, dan sekitarnya. Seperti permafrost, tanah yang berada di titik beku 0 derajat Celcius, di Rusia yang mencair. (Kompas.com, 26/9/2019)
Mencairnya gletser dari berbagai penjuru bumi itu dampaknya signifikan di negara kepulauan seperti Indonesia. Utamanya akibat terus naiknya permukaan air laut sehingga banyak pulau kecil hilang tenggelam, maupun rumah warga di tepi pantai rusak oleh abrasi dan tanahnya ditelan laut.
Contohnya puluhan rumah warga di Kampung Muarajaya RT01/RW01 Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, hilang akibat terkikis abrasi selama 10 tahun. Celakanya, hingga kini tidak ada penanganan dari pemerintah untuk mengatasi dampak abrasi. (Liputan6, 22/6/2019)
Banyak cerita dari seantero Tanah Air dampak naiknya permukaan air laut. Rafly Kaitora, Kepala Suku di Pulau Enggano, menyebutkan dua pulau kecil di dekat Enggano telah hilang ditelan laut, Pulau Bangkai dan Pulau Satu.
Bahkan Direktur Eksekutif Walhi Bengkulu, Benny Ardiansyah menyebutkan rata-rata per hari laju abrasi di kawasan pesisir daerah itu mencapai 10 sentimeter hingga 30 sentimeter. Maida Taufan (45), warga Desa Pasar Pedati, Sungai Suci, Bengkulu Tengah, tanahnya seluas 200 X 50 meter kini sudah berada di tengah laut. (Kompas.com, 20/1)
Kalau Perdana Menteri Islandia hadir bersama warga dalam "pemakaman" gletser yang hilang, di Indonesia belum ada berita pejabat hadir saat rumah warga tenggelam ditelan laut, yang jumlahnya tak sedikit di sepanjang pesisir negeri. Karena itu, perlu program formal yang didukung APBN dan APBD untuk membantu warga yang tanah dan rumahnya ditelan laut: akibat gletser yang terus mencair. ***
0 komentar:
Posting Komentar