Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Rupiah Lompat Tinggalkan Level 14 Ribu!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 09-06-2020
Rupiah Lompat Tinggalkan Level 14.000!
H. Bambang Eka Wijaya

KURS mata uang rupiah pekan lalu melompat dari Rp14.610/dolar AS pada penutupan pasar hari Jumat (29/5/2020) menjadi Rp13.877 pada penutupan Jumat (5/6/2020). Sepekan itu rupiah menguat 733 poin atau 5,02%.
Lompatan rupiah itu terjadi akibat pelemahan kurs dolar AS terhadap nyaris semua mata uang global sebagai dampak krisis pilitik di AS dengan maraknya demonstrasi anti-rasisme yang melanda 140 kota negeri itu sejak akhir Mei. Persentase lompatan rupiah terhadap dolar AS menjadi yang terbaik di antara mata uang global berkat kondusifnya pasar keuangan Indonesia pekan tersebut.
Kondisi pasar keuangan Indonesia kondusif berkat mood pelaku pasar yang menyambut baik mulai pemberlakuan New Normal sehingga ekonomi mulai bergulir secara global. Mengutip data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, CNBC Indonesia (3/6/2020) melaporkan pada lelang 7 seri Surat Berharga Negara hark itu, pemerintah berhasil menyerap dana sebesar Rp24,3 triliun.
Demikian pula di pasar saham, dua hari kerja awal Juni 2020 itu investor asing melakukan net buy cukup besar. Berdasar data RTI, Selasa sebesar Rp872,35 miliar, dan Rabu sebesar Rp1,5 triliun.
Besarnya aliran modal yang masuk ke dalam negeri menjadi indikator tingkat kepercayaan investor asing yang jauh membaik.
Kalau melalui kinerja rupiah dan pasar keuangan itu Indonesia kali ini terlihat sedikit lebih baik posisinya di mata investor di antara negara emerging market, mungkon tak lepas dari prakiraan lembaga keuangan global, seperti IMF dan Bank Dunia yang sebelumnya menyebut Indonesia sebagai satu dari tiga negara di dunia yang akan paling pesat laju pertumbuhan ekonominya pasca-pandemi Covid-19. Dua negara lainnya, India dan RRT.
Namun, Indonesia harus tetap waspada karena sentimen positif yang membuat investor percaya itu adalah asumsi negeri kita mampu mengelola New Normal sesuai standar global. Artinya, perekonomian akan berjalan baik seiring dengan usaha menekan semakin rendah tren penyebaran Covid-19.
Sehingga mudah ditebak, sentimen positif inbestor asing itu bisa berbalik jadi negatif jika salah satu sisi dari upaya yang dijalankan itu terkendala: pengelolaan ekonominya atau penanganan Covid-19.
Salah satu kendalanya adalah jika kondisi di AS membaik dan dolar AS kembali menggeliat menguat, kurs berbagai mata uang global terhadap dolar AS bisa rontok lagi. Apalagi kalau pengelolaan ekomomi domestik dalam proses New Normal kurang solid. ***


0 komentar: