Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 31-12-2020
Tahun Baru, Dekati Harapan Rakyat! (4)
H. Bambang Eka Wijaya
HAL berikut yang jauh dari harapan rakyat adalah Pertamina, yang ketika harga minyak dunia turun hingga minus, harga BBM bagi rakyat Indonesia tetap setara 60 dolar AS per barel. Padahal ekonomi rakyat sedang tercekik pandemi Covid-19.
Pertamina melakukan itu karena sedang rugi Rp11 triliun akibat pandemi, sehingga menurut mantan menteri BUMN Dahlan Iskan, rakyat besedekah menyelamatkan Pertamina.
Hasilnya, dalam acara Special Pertashow MyPrrtamina, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama dengan bangga berkata bahwa dari rugi Rp11 triliun, tahun ini Petamina akhirnya bisa meraih laba 800 juta dolar AS. (Kumparan.com, 10/12/2020) Itulah nilai sedekah rakyat kepada Pertamina, Rp11 trilun plus 800 juta dolar.
Demikian model penguasa negeri, bangga meraih sukses dengan memeras dan menindas rakyat yang sedang tergencet berat oleh pandemi Covid-19.
Hal berikut yang juga jauh dari harapan rakyat adalah intimidasi lewat isu radikalisme dan ancaman UU ITE dengan ujaran kebencian bagi setiap kririk dari masysrakat ke kubu kekuasaan. Banyak contoh yang langsung ditangkap dan dijebloskan ke tahanan.
Hal itu membuat rakyat bungkam, tak berani bersuara kritis, sehingga pada Indeks HAM Indonesia, skor untuk hak menyatakan pendapat dan berkumpul yang dijamin konstitusi itu skornya hanya 1,7, dari nilai 1 terburuk dan 7 terbaik.
Suasana ketakutan rakyat untuk bersuara kritis itu membuat kalangan penguasa semakin semena-mena dalam membuat aturan maupun sukap-tindaknya. Di balik itu bersarang nafsu korupsi seperti ditegaskan Lord Acton, "power tend to corrupt, absolut power corrupt absolutly".
Tak kepalang, dana bansos untuk bencana kemanusiaan pun dikorupsi pejabat setingkat menteri. Ada pula menteri membuka kran impor benur yang sebelumnya telah dilarang, hanya untuk meraup suap belasan miliar rupiah.
Kedua menteri yang terlibat korupsi itu mantan anggota DPR ketika lembaga itu melucuti kewenangan KPK. Rupanya mereka yakin KPK sudah tak berkutik lagi setelah mereka lucuti, mereka pun korupsi secara mencolok.
Hidup nelayan tradisonal dan keluarganya jadi compang-camping karena operasi alat tangkap perusak lingkungan, cantrang dan pukat hela diizinkan kembali beroperasi.
Masih banyak hal yang jauh dari harapan rakyat. Diharapkan elite di semua level berusaha mendekatkannya, dengan lebih mengutamakan kepentingan rakyat dari kepretintingan pribadi, kelompok dan pihak-pihak lain. *** (Habis)
*Selamat Tahun Baru!