Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 11-12-2020
Berpacu dalam Masalah yang Runyam!
H. Bambang Eka Wijaya
MEMASUKI Desember 2020, Indonesia mulai berpacu dalam masalah yang runyam. Pertama terbit laporan hasil survei global Tranaparency International (TI) yang menyebutkan korupsi di Indonesia paling buruk di Asia bersama India dan Kamboja.
Orang masih bengong membaca apa dasarnya kesimpulan hasil survei tersebut bisa demikian runyam, KPK menimpa isunya dengan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Rilis TI pun mendapatkan justifikasi dengan realitas yang lebih runyam.
Meski demikian, isu korupsi Edhy Prabowo tak berusia panjang. Ketua MPR Bambang Soesetyo dan Menko Polhukam Mahfud MD tampil di layar televisi nasional menyanggah deklarasi kemerdekaan Papua Barat oleh Benny Wenda di Twitter.
Kasus ini konyol sekali runyamnya. Orang memproklamasikan kemerdekaan cukup lewat posting pernyataan di Twitter. Pasti itu sebuah negara maya, yang tak ada di dunia nyata. Dan yang mengakui cuma sebuah negara kecil di Pasifik, Vanuatu.
Isu Benny Wenda ini pun segera lenyap ditelan berita besar terbongkarnya korupsi bansos Covid-19 di Kementerian Sosial. Dari sekian juta paket sembako yang dibagikan kementerian itu ke segala penjuru Tanah Air, setiap paket konon menyisihkan fee buat Pak Menteri Sosial Rp10.000.-
Maka beredarlah meme: "Kita disuruh 3M, lah Pak Menteri 17M."
Meme itu pun segera tenggelam oleh berita yang lebih menggemparkan dan lebih runyam lagi: 6 laskar FPI tewas tertembak dalam bentrokan dengan polisi di tol Cikampek km 50. Berbalas pantun versi masing-masing pun tak terelakkan antara Polri dan FPI.
Peristiwa yang terjadi Senin dini hari (7/12) itu bahkan menenggelamkan berita kedatangan vaksin Covid-19 dari Sinovac Minggu (6/12; 21.30) yang sudah lama dinanti-nantikan sebagai jalan keluar bangsa dari pandemi.
Begitu dinamisnya pacuan isu di negeri ini sebenarnya mencerminkan kemajuan sistem telekomunikasi. Namun sayang, muatannya cenderung negatif, runyamnya mengakibatkan segala sesuatu jadi serba salah.
Pertanyaannya, kenapa masalah yang serba runyam itu bisa terjadi atau meletus secara beruntun dalam satu kurun yang berimpitan?
Salah satu kemungkinannya hal itu terjadi seperti tabungan yang jatuh tempo. Tentu saja kemungkinan lain selalu terbuka.
Namun kalau seperti tahungan jatuh tempo, itu bisa berarti akibat kegemaran menggantung suatu masalah, tidak menyelesaikan secara tuntas setiap masalah yang timbul. Jadi seperti bisul, siap meletus kapan saja. ***
0 komentar:
Posting Komentar