Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

1 dari 3 Anak Indonesia Mengalami Anemia!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 27-12-2020
1 dari 3 Anak Indonesia
Mengalami Anemia!
H. Bambamg Eka Wijaya

BERDASARKAN data Riset Kesehatan Dasar (Riskedes) Kementerian Kesehatan 2018, satu dari tiga anak Indonesia berusia di bawah lima tahun (balita) mengalami anemia.
Anemia umum disebut kurang darah, kondisi ketika darah tidak memiliki sel darah merah sehat yang cukup. Atau sel darah merah tidak berfungsi di dalam tubuh. Ini menyebabkan aliran oksigen berkurang ke organ tubuh.
"Menurut hasil penelitian di beberapa fakultas kedokteran bayi-bayi itu anemia setelah mulai mendapat makanan pendamping ASI (MPASI)," kata Wakil Ketua Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Yustina Anie Indriastuti. Penyebabnya, MPASI yang diberikan kurang mengandung zat besi yang sangat dibutuhkan bayi.
Menurut Anie, banyak ibu yang belum mengerti bagaimana membuat dan memberikan MPASI kepada bayi. Saat memasuki tahapan MPASI, bayi seharusnya sudah diberi gizi yang lengkap.
Ibu tak perlu takut memberikan makanan bayi dengan protein hewani, seperti daging yang kaya zat besi. Anggapan yang salah jika bayi hanya diberi sayur dan buah pada tahap awal MPASI. Pada usia 6 bulan, pemberian daging harus dihaluskan dengan tekstur yang sangat lembut.
"MPASI itu harusnya sudah lengkap ada protein juga. Dari usia 6 bulan, sudah bisa dikasih protein yang bervariasi. Kalau ada riwayat alergi ikan dan telur, kita pakau yang lain dulu misalnya ayam," ujar Anie.
Ia menambahkan, bayi yang anemia biasanya tidak menimbulkan gejala yang jelas. Salah satu tandanya, bayi terlihat pucat. Mencegah anemia pada bayi sangat penting karena bisa mengganggu tumbuh kembangnya jika dibiarkan.
Sementara itu, Ketua Departemen Ilmu Gizi Klinik FKUI Nurul Ratna Mutu Manikam (Sains.Kompas,18/12/2020) mengatakan, kekurangan zat besi adalah kondisi ketika kadar ketersediaan zat besi dalam tubuh lebih sedikit dati kebutuhan harian.
Sebagai bagian cari hemoglobin, fungsi utama zat besi mengantarkan oksigen dari paru-paru unguk digunakan oleh bagian-bagian dalam tubuh anak.
Tanpa zat besi, organ-organ tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak baik secara kognitif, fisik, hingga sosial.
"Zat besi memiliki peran penting pada tubuh anak, terutama untuk mendukung tumbuh kembangnya," ujar Nurul.
Asupan zat besi yang tidak adekuat, tambahnya, bisa menyebabkan menurunnya kecerdasan, fungsi otak, dan fungsi motorik anak dalam jangka panjang. Hingga performa di sekolah menurun, atensi dan perilaku anak berubah. ***






0 komentar: