Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Jejak Digital Krisis Ekonomi Lampung!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 26-12-202
Jejak Digital Krisis Ekonomi Lampung!
H. Bambang Eka Wijaya

EKONOMI Lampung sepanjang 2020 dilanda krisis dampak Perang Dagang AS-RRC dan pandemi Covid-19 sejak ditemukan di Wuhan, Tiongkok, akhir Desember 2019. Pelemahan terjadi akibat putusnya rantai pasok global dan terimbas krisis ekonomi nasional.
Pada kuartal IV 2019 ekonomi Lampung masih tumbuh 5,27%. Namun, pada kuartal I 2020 dampak pelemahan ekonomi global dan nasional mulai membuat ekonomi Provinsi Lampung terseok hanya tumbuh 1,73% (yoy) dibanding kuartal I 2019 yang tumbuh 5,21%.
Berdasarkan jejak digital berupa data Biro Pusat Statistik (BPS), dibandingkan dengan kuartal IV 2019 (qtq) perekonomian Lampung kuartal I 2020 tersebut sebenarnya masih tumbuh 2,97%.
Namun setelah 2 Maret diumumkan Indonesia juga sudah terkena wabah Covid-19, pada kuartal II 2020 konomi Lampung mengalami kontraksi atau tumbuh negatif, minus 3,57% (yoy) dibandingkan dengan kuartal II 2019.
Dari segi produksi, kontraksi terdalam priode itu terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 13,22 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam terjadi pada komponen impor barang dan jasa sebesar 13,85%, serta ekspor barang dan jasa 9,96%.
Akibat pandemi banyak daerah lain melakukan PSBB, jumlah penumpang pesawat dari bandara Radin Inten II selama bulan Mei 2020 tercatat hanya sebanyak 618 orang. Pada bulan Juni mulai bertambah menjadi 4.551 orang.
Demikan pula jumlah penumpang kapal feri dari Bakauheni, pada Mei 2020 hanya tercatat sebanyak 8.371 orang. Pada bulan Juni mulai naik menjadi 24.784 orang.
Kuartal II 2020 memang merupakan kondisi terburuk krisis ekonomi di Provinsi Lampung. Kuartal III 2020 tampak mulai bangkit. Meski masih mengalami kontraksi pada pertumbuhan minus sebesar 2,41% (yoy) dibanding kuartal III 2019. Namun dibandingkan pada kuartal II 2020 (qtq), ekonomi Lampung sebenarnya telah tumbuh sebesar 4,15%.
Kebangkitan pada kuartal III 2020 itu dari sisi produksi didukung pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mencapai 18,78%.
Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 14,51%, serta Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 7,08%.
Dengan itu tren pemulihan ekonomi Provinsi Lampung sudah tampak kuat pada kuartal III 2020. Sehingga harapan untuk keluar dari resesi setelah 31 Desember 2020, dengan menutup kuartal IV 2020 lepas dari jerat kontraksi, cukup besar peluangnya. ***


0 komentar: