Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

UNEP Desak Pemerintah untuk Pemulihan Hijau!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 20-12-2020
UNEP Desak Pemerintah
Untuk Pemulihan Hijau!
H. Bambang Eka Wijaya

PERUBAHAN iklim kian ekstrim dengan risiko bencana alam bertubi-tubi -- kekeringan dan kebakaran hutan masif melanda saat di sisi lain rumah penduduk tenggelam banjir. Maka, Program Lingkungan PBB (UNEP) pun gencar mendesak pemerintah untuk pemulihan hijau.
Banyak indikasi hasil penelitian menunjukkan, pemulihan hijau sangat penting dilakukan oleh semua negara di dunia untuk mengatasi gejala kesenjangan iklim. Serta, meminimalisir dampaknya terhadap berbagai aspek seperti kesehatan, kesejahteraan manusia, ekosistem, bahkan ekonomi.
Pentingnya pemulihan hijau bagi iklim dunia berdasar laporan United Nation Environment Programme (UNEP) menyangkut dua hal: (1) Pemulihan hijau menurunkan emisi gas kaca, dan (2) Mencapai target 2 derajat Celcius kenaikan suhu bumi sampai akhir Abad 21, dari ancaman naik 3,2 derajat Celcius jika tak ditekan.
Direktur Eksekutif UNEF Inger Andersen dalam laporan UNEP Emission Gap (9/12/2020) menunjukkan pemulihan hijau bisa mengurangi sebagian besar emisi gas rumah kaca dan membantu memperlambat perubahan iklim.
Kebijakan pemulihan hijau bisa menurunkan atau memangkas hingga 25% dari emisi yang diperkirakan pada tahun 2030, berdasarkan kebijakan sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Pemulihan hijau akan menempatkan emisi di tahun 2030 sebesar 44 GtCO2e. Ini merupakan pengurangan yang signifikan dari perkiraan emisi oleh BAU 59 GtCO2e.
Angka ini jauh melampaui pengurangan emisi yang diperkirakan Nationally Determined Contributions (NDCs) tanpa syarat yang diproyeksikan masih membuat dunia berada pada jalur kenaikan suhu 3,2 derajat Celcius.
Lebih lagi, jika pemulihan hijau dilakukan dan semakin banyak negara berkomitmen pada tujuan emisi dengan komsep net-zero, jelas akan ada perkembangan signifikan terkait penurunan emisi.
Sebagai informasi, pada saat penyelesaian laporan, 126 negara yang menyumbang sekitar 51% emisi gas rumah kaca global telah mengadopsi atau sedang mempertimbangkan sasaran net-zero. (Kompas.com, 11/12)
Dalam laporan UNEP itu juga disebutkan, sekalipun penurunan karbon dioksida terjadi sepanjang tahun ini akibat Covid-19, kenaikan suhu diperkirakan masih akan mencapai lebih dari 3 derajat Celcius pada akhir Abad ini.
Andersen mengatakan jika pemerintah berinvestasi pada aksi iklim sebagai bagian dari pemulihan pandemi dan memperkuat komitmen net-zero,  maka hal itu bisa membawa emisi ke tingkat yang lebih konsisten dengan target 2 derajat Celcius. ***


0 komentar: