Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Banyak Usaha Ritel Bangkrut, Jual Aset!

Artikel Hakaman 12, Lampung Post Senin 29-03-2021
Banyak Usaha Ritel Bangkrut, Jual Aset!
H. Bambang Eka Wijaya.

TERPUKUL dampak Pandemi Covid-19 lebih setahun, banyak usaha ritel dan pusat belanja modern di Indonesia bangkrut, bahkan ada yang menjual asetnya.
Hal itu diungkap oleh Alphonsus Widjaja, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) kepada detik.com, Rabu (24/3/2021).
Tak hanya tutup, ujarnya. Ada pula pusat perbelanjaan yang menjual asetnya karena terdampak pandemi.
"Penutupan usaha ritel ataupun dijualnya pusat peebelanjaan dalam kondisi seperti saat ini memang sudah diperkirakan akan terjadi dikarenakan ritel dan pusat perbelanjaan sudah memderita dan terpuruk selama lebih dari satu tahun," ujar Alphonsus.
Terpuruknya bisnis ritel itu tercermin dalam hasil survei Bank Indonesia (BI) yang dirilis 9 Februari 2021. Indeks Penjualam Ritel (IPR) pada Desember 2020 terkontraksi hingga minus 19,2% (yoy), lebih dalam dari bulan sebelumnya 16,3%.
Bayangkan betapa dalamnya jeblok bisnis ritel dibanding pada bulan Desember 2020 itu ekomomi nasional terkontraksi hanya 2,19%. Untuk Januari 2021, ritel diprediksi tinggal terkontraksi minus 1,8%.
Realitasnya, bisnis ritel masih sangat berat, dalam ketidakpastian dampak Covid-19. Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah berharap kepastian kebijakan pemerintah terhadap bisnis ritel menghadapi Ramadan dan Lebaran ini. Jangan ada lagi keputusan dadakan tentang aturan buka tutup dan pembatasan jumlah pengunjung yang membuat usaha ritel kalang kabut.
Tak masalah untuk memenuhi standar protokol kesehatan, tapi dijamin ada kepastian aturan agar perencanaan usaha bisa dilakukan dengan baik. Seperti soal stok, sampai saat ini para pelaku usaha masih ragu untuk mengisi stom seberapa besar, setengah, atah penuh.
"Kami berharap sekali pada momentum Lebaran tahun ini, karena Lebaran tahun lalu kami tidak diizinkan beroperasi," ujar Budihardjo. "Tapi saat ini kami ada dilema, antara mau menyetok barang atau tidak. Jangan-jangan masyarakat sudah mau belanja tetapi tokonya nanti diminta tutup."
Seperti halnya aturan tentang mudik yang pastinya masih ditunggu para pelaku usaha angkutan umum, pelaku usaha titel menunggu aturan bisnis ritel saat Ramadan dan Lebaran.
Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengatakan pada Lokadata.id, "Kami akan mengikuti aturan yang dikeluarkan pemerintah kepada pelaku ritel. Kami juga mengamati situasi saat ini dengan berkaca pada kondisi tahun lalu. ***


0 komentar: