Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Dicari, Pemimpin Merakyat dan Mrantasi!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Selasa 23-03-2021
Dicari, Pemimpin Merakyat dan Mrantasi!
H. Bambang Eka Wijaya

MRANTASI adalah kemampuan mengatasi masalah tanpa masalah, dengan kapasitas khalifah di bumi yang mengeksplorasi semesta dalam keseimbangan yang harmonis semua elemen kehidupan.
Ketika emisi gas rumah kaca menyekap atmosfir sehingga iklim ekstreem mengganas tak terkendali menebar berbagai bencana di muka bumi. Maka, kehadiran pemimpin yang efektif sebagai khalifah di bumi untuk menggalang rehabilitasi semua kerusakan alam penyebab menguatnya efek rumah kaca di atmosfir menjadi keharusan.
Itu berarti, tindakan utama sang pemimpin menghentikan seluruh kecenderungan aji mumpung melampiaskan nafsu serakah dengan merusak alam. Sikap eling lan waspodo menggantikannya sembari bekerja keras merehabilitasi segala kerusakan alam. Jadi, semboyannya tetap kerja-kerja, tapi kerja-ketja merehabilitasi, bukan kerja-kerja merusak alam untuk mengeruk kekayaannya.
Untuk mengubah orientasi dari aji mumpung ke eling lan waspodo itu, pemimpin memberi teladan sikap hidup qana'ah untuk diikuti warga, dengan mengembangkan prinsip kebahagiaan sejati tercapai dengan keinginan terbatas (true happiness consist in desiring little).
Standar hidup qana'ah itu makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang. Sikap "merasa cukup" atau "berusaha mencukupkan" dengan yang bisa didapat, menjadi dasar perilaku sehingga pemimpin tidak perlu mewariskan tumpukan utang yang amat besar sekali kepada anak cucu hanya untuk berfoya-foya pemimpin dan elite kelompoknya masa kini.
Segala sesuatu dikembalikan pada proporsi dan tempatnya. Misalnya, amalan perintah konstitusi sumber-sumber kekayaan alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, maka dengan pola hidup qana'ah pengerukan kekayaan tambang seperti batutbara untuk sebatas memenuhi kebutuhan warga miskin semisal mendanai BLT, PKH, bansos lainnya.
Jadi bukan seperti sekarang, kekayaan batubara dikeruk satu juta ton sehari hasilnya hanya untuk sebesar-besarnya kemakmuran konglomerat dan kroni penguasa, sedangkan untuk bansos, BLT dan PKH dipenuhi dengan dana utangan yang harus ditanggung anak cucu kelak.
Jelas, mrantasi menyelesaikan masalah kemiskinan cukup dengan kekayaan alam yang dimiliki. Keekayaan alam ada batasnya, apalagi sumber daya fosil seperti migas dan batubara, dihemat penggunaannya sesuai kebutuhan rakyat. Jadi tidak dikeruk habis-habisan masa kini, bahkan mengundang investor asing untuk ikut merusak alam negeri kita.
Mrantasi, meningkatkan derajat hidup rakyat. ***






0 komentar: