Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Shansa, Kota Baru di LCS Seluas 17 Kali New York!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Minggu 07-03-2021
Shansa, Kota Baru di LCS
Seluas 17 Kali New York!
H. Bambang Eka Wijaya

UNTUK memperkuat klaimnya atas wilayah sengketa di Laut China Selatan (LCS), RRT dalam ekspansi teritorialnya membangun kota Shansa, seluas 8.000 mil persegi atau 17 kali New York City di Pulau Woodly yang kaya migas, kata laporan US Naval War College.
Sebagian besar Kota Shansa adalah wilayah laut, termasuk Kepulauan Paracel yang diklaim oleh Vietnam dan Taiwan, serta Kepulauan Spratly, yang berbagai bagiannya diklaim oleh Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Brunei.
"Dulunya merupakan pos terdepan terpencil, Pulau Woodly telah menjadi pusat kegiatan yang ramai," kata laporan yang ditulis pakar tentang Tiongkok Zachary Haver untuk Institut Studi Maritim War College seperti dilaporkan Bloomberg News. (CNBC-Indonesia, 21/2/2021)
Pulau ini sekarang menawarkan infrastruktur pelabuhan yang diperluas, desalinasi air laut, dan fasilitas pengolahan limbah, perumahan publik baru, sistem peradilan yang berfungsi, jangkauan jaringan 5G, sekolah, dan penerbangan charter ke dan dari daratan.
Selain itu, Shansa juga dilapodkan siap untuk menarik wisatawan dan beberapa perusahaan untuk membuka cabangnya di kepulauan itu.
Hal itu jelas membuktikan klaim Tiongkok di wilayah itu tidak main-main. Klaim yang dinamakan sembilan garis putus-putus itu telah menjadi potensi konflik global.
Baru-baru ini Tiongkok juga menetapkan Undang-Undang baru mengenai penjaga keamanan maritim negara itu. UU itu disebut akan membantu penjaga pantai Tiongkok untuk lebih memenuhi tugas dan kewajiban mereka.
Dalam UU itu, armada laut mereka bisa saja menembak kapal asing di wilayah itu karena aturan mengizinkan "semua cara yang diperlukan" untuk menghentikan atau mencegah ancaman dari kapal asing.
Hal itu membuat benerapa negara yang mengklaim LCS serta beberapa rival tradisional Tiongkok meradang. Filipina menyatakan siap memperkuat armada lauthya. Sementara Amerika Serikat meluncurkan dua kapal induknya, USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz untuk menghalau Tiongkok dari perairan itu dalam misi "pembebasan navigasi".
Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan Roosevelt Carrier Strike Group, menyatakan operasi tersebut untuk menjaga perdamaian.
"Melalui operasi seperti ini, kami memastikan bahwa kami mahir secara taktis untuk menghadapi tantangan menjaga perdamaian dan kami dapat terus mejunjukkan kepada mitra dan sekutu kami di kawasan bahwa kami berkokitmen untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. ***



0 komentar: