Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Dicari, Pemimpin Merakyat Cinta Pertiwi!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Jumat 19-03-2021
Dicari, Pemimpin Merakyat Cinta Pertiwi!
H. Bambang Eka Wijaya

ESENSI di balik isu presiden tiga priode itu tak lain karena di kalangan calon pengganti yang tersedia tak ada yang lebih baik dari Jokowi. Jadi, kerimbang memaksakan pemimpin yang buruk, akan lebih baik Jokowi dilanjutkan.
Namun, hal itu tak mungkin. Karena itu, dengan penilaian yang mirip, Nasdem menyiapkan konvensi capres 2024 untuk menarik satrio piningit keluar padepokan dan ikut sayembara menyelamatkan masa depan pertiwi.
Suatu upaya memang harua dilakukan secara serius untuk mencari pemimpin yang merakyat dan cinta pertiwi secara benar-benar tulus.
Bukan seperti calon pengganati yang tersedia, sifat merakyat dan cinta pertiwi cuma di bibir, sebatas retorika semata. Hal itu terlihat dari karya pengelolaan negara para elite tersebut selama ini. Contohnya UU Minerba dan Omnibus Law, yang cenderung mengorbankan rakyat dan alam pertiwi demi keuntungan pengusaha, investor bahkan asing.
Bayangkan saja, orang yang beretorika cinta Tanah Air, setiap hari mengeruk lebih satu juta ton batu bara untuk diekspor, tentu dengan menghancurkan hutan perawan di permukaan lahannya, serta membabat satu juta hektar hutan perawan setiap tahun untuk dijadikan kebun sawit segelintir konglomerat.
Akibatnya hitung sendiri, akan seberapa besar kerusakan alam bumi pertiwi pada 2045, 100 tahun usia kemerdekaan bangsa nanti. Bukan puncak kemakmuran bangsa yang terwujud, tapi kehancuran fatal bumi pertiwi yang akan terlihat lebih nyata. Pada masa itu, rakyat hanya akan mendapatkan jurang-jurang dalam bekas galian tambang yang tak bisa ditanami karena tanahnya asam dan banyak merkuri residu operasi pertambangan.
Pemimpin merakyat bukan hanya karena suka belusukan, tapi cuma menjadikan rakyatnya kuli kontrak murahan di pertambangan dan perkebunan yang kondisinya lebih buruk dari zaman Koeli Ordonansie. Tapi pemimpin yang menempatkan keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi, Salus populi puprema Lex esto. Bukan demi keuntingan pengusaha ia korbankan alam dan rakyat dengan  mengeluarkan limbah berbahaya dan beracun dari daftar B3.
Jadi, yang dicari adalah pemimpin antitesis dari pemimpin yang ada saat ini. Pemimpin yang sifat merakyat dan cinta pertiwinya tulus, tak hanya retorika.
Untuk itu, suatu upaya serius lewat semacam konvensi nasional yang dilakukan Nasdem, maupun cara-cara lain, harus dilakukan secara saksama sejak awal. Kita butuh pemimpin yang merakyat dan cinta pertiwinya sejati, bukan kaleng-kaleng. ***




0 komentar: