Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Skenario Kelenger' Ekonomi Petani RI!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Selasa 16-03-2021
'Skenario Kelenger' Ekonomi Petani RI!
H. Bambang Eka Wijaya

MEREBAK sebuah 'Skenario Kelenger' bagi ekonomi petani RI pada 2021 ini. Skenario itu lewat usaha pemaksaan impor beras ketika panen melimpah. Petani jadi menderita karena harga gabah jeblok jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).
Impor beras 1,5 juta ton menjelang panen raya terbaik sewindu terakhir sebagai berkah bawaan LaNina yang memberi air cukup sepanjang tahun untuk sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan dan padi darat di seluruh Tanah Air.
Tahun ini bahkan bakal menjadi puncak panen raya terbaik selama tiga tahun berturut, sejak 2019 total panen gabah sebanyak 54,604 juta ton, 2020 naik menjadi 54,649 juta ton. Dan pada 2021 ini prediksi BPS produksi naik hingga 26%.
Ketika kondisi normal saja lazim saat panen harga gabah turun ke level dasar HPP. Kalau panen surplus sampai 26%, bisa ditebak harga gabah akan lebih rendah pula dari HPP. Nah, kalau dibanjiri lagi dengan 1,5 juta ton beras impor, kelengerlah ekonomi petani Tanah Air.
Karena itu, Guru Besar IPB Prof. Dwi Andreas meminta agar pemerintah membatalkan impor beras ini. Kalau pun perlu kajian, maka sebaiknya menunggu hingga Juli-Agustus di mana luas tanam sudah terlihat sehingga bisa diperkirakan kebutuhan pencadangan beras diperlukan atau tidak. (BBC-Indonesia, 10/3)
Namun pemerintah, dalam hal ini Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bersikukuh impor beras ini sudah disepakati antar-kementerian. Tujuannya sebagai 'iron stock' yang ia sebut sebagai cadangan di mana pemerintah melalui Bulog bisa memastikan ketersediaan beras itu selalu ada.
"Jadi tidak bisa dipengaruhi oleh panen atau apa pun, karena ini dipakai untuk 'iron stock' dan ini sudah kita sepakati, sudah kita perintahkan waktu tempat dan harga itu di tangan saya," tegas Lutfi.
Demikianlah kokohnya pemaksaan 'skenario kelenger' ekonomi petani. Sejak isu impor beras ditiupkan, para petani di Pantura Jabar yang padinya menguning langsung cemas pada harga gabahnya di panen raya.
Deni Nurhadiansyah, petani di Subang, menyatakan tanaman padi bagus-bagusnya, per hektar bisa tujuh ton. Tapi panen raya kali ini harus dilalui dengan rasa cemas karena harga gabah kering di tingkat petani terus merosot diterpa wacana impor beras.
"Ini sudah terbukti, di Indramayu harga gabah sekarang sudah Rp3.500/kg. Padahal dua minggu lalu, panen di Demak dan Kudus masih Rp4.500/kg," kata Deni.
HPP sekarang Rp4.200/kg. Kalau beras impor masuk, harga gabah petani bisa lebih buruk lagi. ***


0 komentar: