Artikel Halaman 12 Lampung Post, 2 Maret 2021
Kesopanan Warganet Indonesia Terburuk!
H. Bambang Eka Wijaya
INDONESIA mendapat peringkat terbawah di antara negara-negara ASEAN untuk kesopanan warganet berkomunikasi di intetnet. Anomali dari semboyan kita sebagai bangsa ramah, di internet kesopanan warganet kita justru paling buruk!
Demikian laporan terbaru Digital Civility Index 2020 yang dirilis Microsoft. Ini indeks tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya.
Warganet Indonesia, menurut hasil riset ini, menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, paling tidak sopan di wilayah ini. Dengan poin 76 di mana semakin tinggi angkanya tingkat kesopanan semakin rendah, tingkat kesopanan warganet Indonesia merosot delapan poin.
Peringkat teratas Asia Tenggara ditempati warganet Singapura dengan skor 59, sekaligus di peringkat empat global.
Disusul Malaysia di peringkat kedua dengan 63 poin. Diikuti Filipina dengan poin 66, dan Thailand di posisi empat dengan 69 poin. Sedangkan Vietnam setingkat di atas Indonesia dengan skor 72 poin.
Microsoft tidak mencantumkan dalam DCI negara Asia Tenggara lainnya.
Ada tiga hal yang mempengaruhi risiko kesopanan di Indonesia. Faktor utama adalah hoaks dan penipuan yang naik 13 poin ke angka 47%.
Lalu faktor kedua ujaran kebencian yang naik 5 poin menjadi 27%. Ketiga faktor diskriminasi sebesar 13%, turun dua poin dibanding tahun lalu.
Celakanya, kemunduran tingkat kesopanan warganet Indonesia itu paling banyak didorong pengguna usia dewasa hingga sebanyak 68%. Sementara usia remaja disebut tidak berkontribusi dalam mundurnya tingkat kesopanan digital di Indonesia 2020.
Lima dati 10 responden mengaku pernah terlibat perundungan, di mana 19% responden mengaku sebagai target perundungan. Milenial adalah generasi yang paling terpukul akibat perundungan dengan persentase 54%.
Namun demikian ada juga sisi baiknya. Selama pandemi, empat dari 10 responden mengaku tingkat kesopanan digital di Indonesia membaik. Hal itu didorong oleh rasa kebersamaan yang lebih besar saat pandemi dan melihat warganet saling tolong-menolong secara online.
Laporan yang dikutip Kompas.com (25/2/2021) menyebut nilai empati di Indonesia naik 11 poin. Di Indonesia, media sosial menjadi kontributor terbesar dalam mempengaruhi tingkat kesopanan digital. Kontribusinya sebesar 59%.
Kemudian berita di media massa menjadi kontributor kedua dengan persentase 54%. Lalu lembaga pemerintah kontribusi tingkat kesopanan digitalnya sebesar 48%, diikuti oleh lembaga pendidikan dengan 46%, dan lembaga agama 41%. ***
0 komentar:
Posting Komentar