Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

BMKG, Gempa Megathrust Perlu Kewaspadaan Kita!

Artikel Halaman 09, Lampung Post Minggu 28-03-2021
BMKG, Gempa Megathrust
Perlu Kewaspadaan Kita!
H. Bambang Eka Wijaya

KEPALA Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono membenarkan masyarakat perlu mewaspadai gempa megathrust di wilayah pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa.
Adanya ancaman megathrust (gempa besar magnitudo di atas 7) itu disebut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam Rakornas Penanganan Bencana awal Maret 2021.
Daryono mengatakan, wilayah Indonesia terletak pada bagian Cincin Api Pasifik. Hal ini membuat Indonesia sangat rentan terhadap bencana terutama gempa dan tsunami. 
Megathrust adalah gempa dahsyat dengan magnitudo mencapai 8 atau bahkan 9, ujarnya. Berikutnya juga perlu diwaspadai adalah gempa sesar aktif, yang mampu memicu gempa hingga magnitudo 7,5.
Dibanding megathrust, gempa sesar aktif lebih sering terjadi dengan kerusakan dan korban jiwa yang banyak karena sumbernya di daratan berdekatan dengan tempat tinggal penduduk.
Sumber gempa megathrust terletak di laut, sehingga bisa memicu terjadinya tsunami. Penyebab megathrust, seperti di wilayah selatqn Jawa, pada zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menghunjam ke bawah lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa rawan gempa dan tsunami.
Berdasarkan data gempa dan tsunami di selatan Jawa sejak 1840 hingga 2006, Daryono menyatakan, "Ini menunjukkan bahwa informasi bahaya gempa megathrust yang disampaikan para ahli adalah benar." (Kompas.com, 5/3/2021)
Sementara itu, Liputan6 melaporkan dari Serang, Banten (23/12/2020), BMKG telah melakukan pemodelan dan penelitian terbaru, jika gempa bumi megathrust bermagnitudo 8,7 terjadi di kedalaman 30 km.
Hasilnya bisa menyebabkan tsunami setinggi 12,4 meter dan bisa sampai ke daratan hanya dalam waktu 14 menit. Sehingga dibutuhkan mitigasi bencana dari seluruh pemangku kepentingan untuk menekan korban jiwa, luka, dan kerusakan lainnya.
Dalam simulasi tsunami di bagian Selatan Banten tersebut, ketinggian gelombang tsunami di kabupaten Pandegelang bagian selatan mencapai 10,6 meter. Pandegelang utara 5,9 meter. Kabupaten Lebak 12,4 meter.
Pengalaman tsunami akhir Desember 2016 akibat guguran Gunung Anak Krakatau, dengan tsunami tak setinggi itu pun di Kabupaten Pandegelang, di sisi barat Selat Sunda, pesisir Lampung juga ikut tenggelam dengan korban dan kerusakan yang tak kalah parahnya.
Karena itu, mitigasi megathrust selatan Jawa Barat tak boleh melupakan mitigasi dampaknya ke wilayah sepanjang pesisir Lampung. *** 


0 komentar: