Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kebiasaan Dulah Membaca Terbalik!


DALAM pesantren kilat Ramadan, semua murid diuji kemampuannya membaca Alquran. Dulah, murid baru pindahan sekolah, membaca Alquran terbalik, melihatnya dari sisi atas!

"Kenapa Alqurannya kau balik?" tanya guru.

"Karena sejak kecil kalau ibu mengajar ngaji aku dipangku, menyimak bacaan murid di depannya dari sisi atas!" jawab Dulah. "Jadi terbiasa!"

"Coba baca sesuai dengan kebiasaanmu!" ujar guru. Usai itu, Dulah disuruh membaca dengan posisi lazim. Guru menyimpulkan, "Ternyata lebih lancar dan akurat terbalik! Untuk itu kusarankan kau melatih diri dengan posisi normal sampai sefasih dalam posisi terbalik! Agar dari kedua sisi sama baiknya!"

"Kenapa harus begitu?" kejar Dulah.


"Untuk memenuhi syarat jika kelak kau menjadi pemimpin!" jawab guru. "Pemimpin harus fasih membaca bukan hanya dari sisinya, tapi juga dari sisi pengikut atau pendukungnya! Dengan begitu, pemimpin bisa klop memahami masalah, antara pandangan dari sisinya dan realitas hidup dan keinginan pengikut atau pendukungnya!"

"Rupanya ada pemimpin yang memahami masalah hanya dari sisinya saja?" tanya Dulah.

"Banyak seperti itu!" tegas guru. "Penyelesaian masalah dilakukan cuma dari sisi pemahamannya, dengan akibat tak nyambung atau menyentuh realitas masalah dan pemahaman pengikutnya! Akhirnya, selain masalahnya tak terselesaikan, timbul masalah baru akibat pemahaman sisi sang pemimpin yang dipaksakan!"

"Apa sebutannya pemimpin hanya menjalankan pemahaman dari sisinya saja, dan kalau memadu sisi dirinya dengan sisi pengikut?" tanya Dulah.

"Pemimpin yang hanya menjalankan pemahaman dari sisinya disebut pendekatan kekuasaan!" jelas guru. "Sedang yang memadu kedua sisi, sehingga kearifan sang pemimpin bekerja terpadu dengan realitas kebutuhan, keinginan, dan kemampuan berdasar kebiasaan pengikut, disebut pendekatan kultural! Pendekatan kultural lebih mungkin berhasil karena pengikut memiliki kemampuan berpartisipasi berkat kebiasaannya diakomodasi dalam penyelesaian masalah! Pendekatan kekuasaan sebaliknya, karena sering hanya bertolak dari ambisi pemimpin, jadi di luar kemampuan pengikut untuk berpartisipasi!"

"Kenapa kebanyakan pemimpin justru memilih pendekatan kekuasaan?" kejar Dulah.

"Karena sukses menurut pemahamannya sendiri lebih penting, ketimbang menurut pemahaman dan kebutuhan pengikut!" tegas guru. "Tapi itu sering terjadi karena pemimpin tak mampu membaca sisi pemahaman pengikut! Pemimpin jadi syur sendiri, mengklaim sukses sendiri!"

0 komentar: