"TAK sesuatu pun terjadi tanpa izin Allah!" ujar Umar. "Karena itu, pasti bukan kebetulan jika Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 bertepatan hari Jumat 17 Ramadan!" (Dwiki Setiyawan, Kompasiana, [24-8-2009])
"Fakta sejarah itu membuktikan, Ramadan bagi bangsa kita merupakan bulan kemerdekaan!" sambut Amir. "Lebih lagi, hari kemerdekaan jatuh pada Jumat, hari buat umat Islam yang mayoritas warga bangsa ini salat berjamaah di masjid! Kemerdekaan jadi waktu dan ruang bagi bangsa ini untuk ibadah berjamaah meraih rida-Nya!"
"Lebih istimewa lagi bertepatan 17 Ramadan, hari Nuzulul Quran, turunnya wahyu pembimbing umat manusia sebagai khalifah di bumi!" tegas Umar. "Dengan acuan Alquran yang sempurna, Islam jadi agama Rahmatan Lilalamin, rahmat bagi semesta alam! Betapa istimewa kemerdekaan kita, terangkai berbagai gerbang rahmat-Nya!"
"Syukur kita panjatkan atas rahmat kemerdekaan itu!" timpal Amir. "Lebih-lebih umat Islam sebagai mayoritas yang lewat momentum kemerdekaan didekatkan pada sendi-sendi kemahaagungan-Nya! Syukur kita ekspresikan dengan pengamalan sikap rahmatan lil alamin, memelihara harmoni kehidupan sesama manusia serta segala makhluk dan benda-benda ciptaan-Nya di semesta yang serba-berbeda—di Galaksi Bima Sakti saja terdapat 200-an miliar bintang seperti matahari tata surya kita! Galaksi Bima Sakti hanya satu dari sedikitnya 1.200 miliar galaksi di semesta tak terhingga!"
"Sebagai khalifah, wali amanah kekuasaan ilahiah dengan rahmat kemerdekaan, mengekspresikan syukur dengan menjaga dan mengelola perbedaan semua ciptaan-Nya itu, mengayomi yang kecil dan lemah dari yang besar dan kuat—semut tak boleh dianiaya seperti dikencingi sarangnya!" tegas Umar. "Kalau semut saja tak boleh diusik, apalagi menganiaya sesama manusia yang lemah dengan membumihanguskan gubuk-gubuk hujiannya, atau menyerang kaum yang berbeda dengan kaumnya! tindak kekerasan itu jelas bertentangan dengan kodrat manusia merdeka sebagai khalifah pengemban amanah-Nya! Khalifah yang dituntut memahami perbedaan diciptakan sebagai bukti mahabesar-Nya! Hingga, menolak perbedaan itu bisa berarti menolak
kemahabesaran-Nya serta rahmat kemerdekaan sebagai karunia bagi seluruh warga bangsa!"
"Maka itu, syukur kita panjatkan dengan tibanya Ramadan tahun ini dan dua tahun ke depan bersamaan hari kemerdekaan Indonesia!" timpal Amir. "Mari kita isi Ramadan dengan ibadah memaknai kemerdekaan! Dirgahayu Indonesia!"
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Minggu, 15 Agustus 2010
Ramadan Bulan Kemerdekaan!
Label:
kemerdekaan,
Ramadhan
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar