Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Paradoks Retorika dan Kebijaksanaan Terkait Koruptor!


"DALAM pidato di DPR 16 Agustus, Presiden SBY menegaskan bangsa Indonesia harus berjuang melawan korupsi! Ini sejalan pernyataannya terdahulu, untuk menjadikan koruptor sebagai musuh besar bangsa!" ujar Umar. "Namun saat bersamaan, pemerintah memberi potongan hukuman (remisi) pada terpidana korupsi—
empat mantan pejabat BI, serta pengampunan (grasi) pada mantan Bupati Kutai Syaukani Hasan Rais!"

"Itulah paradoks antara retorika—pidato Presiden dengan kebijaksaan pemerintah terkait koruptor!" timpal Amir. "Paradoks itu lebih jelas lagi dengan pernyataan pihak pemerintah, pemberian remisi dan grasi hal biasa, padahal korupsi kejahatan luar biasa--extra ordinary crime!"


"Realitas paradoksal itu disesalkan Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia Edy Suandi Hamid (Kompas, [22-8]), yang menyebut tindakan itu semakin mencederai nurani rakyat yang jadi korban praktek korupsi tersebut!" tegas Umar. "Pengampunan terhadap koruptor itu dinilai Edy Suandi membuktikan pemerintah tak sungguh-sungguh memberantas korupsi!"

"Kebijaksanaan—pengecualian dalam pelaksanaan aturan—
remisi hanya pada empat terpidana koruptor dan grasi pada satu terpidana koruptor, juga tidak memperlakukan sama di muka hukum!" timpal Amir. "Jadi, ketidakadilan juga terjadi pada sesama terpidana korupsi! Artinya, makin banyak dimensi keadilan yang dicederai, kian buruk pula kebijaksanaan!"

"Dihadapkan pada gejala kian maraknya korupsi—
terutama di daerah—di satu pihak, dan kian lemahnya pemberantasan korupsi di lain pihak seperti terlihat di KPK sejak kasus cicak vs buaya, dan di kepolisian dengan penanganan mafia hukum dan pajak yang tak tuntas pada para penyuap Gayus Tambunan serta orang-orang di lingkaran tugasnya, pemberian remisi dan grasi yang pilih kasih itu cuma menambah ruwetnya pemberantasan korupsi!" tegas Umar. "Telaknya, kepercayaan terhadap usaha pemerintah dalam memberantas korupsi bisa kian merosot! Harapan rakyat bagi suksesnya menghabisi korupsi cuma terpenuhi sebatas retorika, sedang dalam tindakan justru sebaliknya!"

"Jika pemberantasan korupsi sudah lain kata dari perbuatan begitu, karena korupsi tak mungkin dihabisi hanya dengan retorika, rakyat cuma bisa memohon pertolongan Allah, agar para koruptor disadarkan untuk menghentikan sendiri korupsi mereka!" timpal Amir. "Ampuni para pemimpin yang tak mampu memenuhi harapan kami, Ya Allah! Hanya pada-Mu tumpuan harapan kami!"

0 komentar: