"DEBAT usul Palestina menjadi anggota PBB ditunda sampai Senin (26-9) waktu New York, setelah Presiden Mahmoud Abbas menyerahkan berkasnya kepada Sekjen PBB dan pidato Abbas di Majelis Umum PBB mendapat standing ovation—tepuk tangan panjang sambil berdiri!" ujar Umar.
"Standing ovation setidaknya dari 129 negara anggota PBB yang disebut dalam pidato Abbas mendukung Palestina menjadi anggota PBB!" "Standing ovation buat pidato dramatis Abbas mengungkap derita rakyat Palestina yang lebih 63 tahun (sejak Israel didirikan AS, Inggris, dan Prancis 1947) di bawah pendudukan Israel, juga jutaan rakyat Palestina hidup di pengungsian berserak di jazirah Arab dan Afrika!" sambut Amir.
"Sepanjang waktu itu setiap hari rakyat Palestina didera teror by state (teror oleh negara) Israel yang tentaranya bisa kapan saja melontar bom di mana suka! Juga serangan besar dengan segala jenis senjata berat hingga beberapa kota Palestina menjadi tumpukan puing dua tahun lalu di Jalur Gaza!
Tapi ironisnya, setiap Palestina menuntut hak untuk merdeka oleh AS, Prancis, dan Inggris ditekan agar lewat perundingan damai—padahal selama 20 tahun ini Israel selalu mencari gara-gara lalu secara sepihak meninggalkan perundingan!"
"Seperti terakhir, Israel hengkang dari meja perundingan karena pembangunan permukiman Yahudi di kawasan Palestina ditegur oleh Obama!" tegas Umar. "Tapi, justru Obama menegaskan ke Abbas agar menempuh perundingan dengan Israel, disertai ancaman AS akan memveto di DK PBB usul Palestina menjadi anggota PBB! Tanpa kecuali, di sidang Majelis Umum PBB tahun lalu Obama berjanji mendukung perjuangan Palestina menegakkan martabat bangsanya!"
"Masalahnya, tahun depan Obama ikut pilpres lagi, dukungan ke Palestina hanya didukung satu persen pemilih AS dan tak menguntungkan posisi dirinya di Partai Demokrat yang dikuasai lobi Yahudi!" timpal Amir.
"Akibatnya, tak kepalang secara sadar dan terbuka Obama menumbalkan penderitaan rakyat Palestina di bawah tindasan serdadu Israel demi meraih kembali jabatannya!"
"Juga jika setelah atas dukungan 129 negara usul Palestina disetujui Majelis Umum PBB tapi terbukti digagalkan oleh veto AS di DK PBB, sehingga Palestina menjadi satu-satunya di dunia negara dalam pendudukan yang dibenarkan AS dan sekutunya, klaim AS dan sekutunya sebagai model negara demokrasi secara nyata cuma kebohongan terbesar di dunia!" tukas Umar.
"Realitasnya, AS dan sekutunya penjajah dan penindas terkejam di dunia! Buktinya Irak, Afghanistan, dan Palestina!"
Tapi ironisnya, setiap Palestina menuntut hak untuk merdeka oleh AS, Prancis, dan Inggris ditekan agar lewat perundingan damai—padahal selama 20 tahun ini Israel selalu mencari gara-gara lalu secara sepihak meninggalkan perundingan!"
"Seperti terakhir, Israel hengkang dari meja perundingan karena pembangunan permukiman Yahudi di kawasan Palestina ditegur oleh Obama!" tegas Umar. "Tapi, justru Obama menegaskan ke Abbas agar menempuh perundingan dengan Israel, disertai ancaman AS akan memveto di DK PBB usul Palestina menjadi anggota PBB! Tanpa kecuali, di sidang Majelis Umum PBB tahun lalu Obama berjanji mendukung perjuangan Palestina menegakkan martabat bangsanya!"
"Masalahnya, tahun depan Obama ikut pilpres lagi, dukungan ke Palestina hanya didukung satu persen pemilih AS dan tak menguntungkan posisi dirinya di Partai Demokrat yang dikuasai lobi Yahudi!" timpal Amir.
"Akibatnya, tak kepalang secara sadar dan terbuka Obama menumbalkan penderitaan rakyat Palestina di bawah tindasan serdadu Israel demi meraih kembali jabatannya!"
"Juga jika setelah atas dukungan 129 negara usul Palestina disetujui Majelis Umum PBB tapi terbukti digagalkan oleh veto AS di DK PBB, sehingga Palestina menjadi satu-satunya di dunia negara dalam pendudukan yang dibenarkan AS dan sekutunya, klaim AS dan sekutunya sebagai model negara demokrasi secara nyata cuma kebohongan terbesar di dunia!" tukas Umar.
"Realitasnya, AS dan sekutunya penjajah dan penindas terkejam di dunia! Buktinya Irak, Afghanistan, dan Palestina!"
0 komentar:
Posting Komentar