"BELAKANGAN ini cenderung makin banyak wajah baru tunanetra yang mampir!" ujar cucu.
"Mungkin akibat zaman semakin maju kehidupan orang miskin semakin susah!" timpal kakek. "Pada tunanetra, gejala itu terkait kian sepinya panti-panti pijat tempat mereka mangkal! Selain para pelanggan mereka pindah ke panti pijat modern yang dilayani wanita seksi atau pusat kebugaran yang ujungnya pemijatan dan pijat jenis lain, juga makin larisnya kursi pemijat elektronis! Semua itu penyebab panti pijat tunanetra kalah bersaing!"
"Tapi kenapa Kakek generalisasi, semakin maju zaman orang miskin semakin susah?" kejar cucu.
"Lihat saja, di setiap kota yang para pemimpinnya 'ge-er' menganggap kotanya maju, hal pertama yang diberlakukan Kawasan Tertib Lalu-lintas! Itu selalu berarti, becak dilarang lintas kawasan itu!" tegas kakek. "Pengemis, pengamen, pengasong disapu bersih dari semua merah kawasan itu, sanksinya hukuman kurungan dan denda berat!"
"Dalam terminologi elite kota, istilah penertiban memang berarti mengobrak-abrik sampai tak berdaya untuk bangkit lagi usaha dan permukiman orang miskin, dari kaki lima dan bedeng darurat! Rekrutmen Polisi Pamong Praja (Pol. PP) pun terus dilakukan dan dipercanggih peralatan senjatanya, fungsi utamanya juga untuk itu!" tukas cucu. "Apa tak ada konsep pembangunan kota yang ramah orang miskin, warga miskin disertakan dalam tatanan kota, tak dijadikan musuh kemajuan?"
"Karena secara teologis selalu ada orang miskin sebagai mustahak zakat harta orang kaya atau secara konstitusional akan selalu ada fakir-miskin dan anak telantar yang harus menjadi perhatian negara, maka tentu saja ada konsep kota yang menempatkan warga miskin sebagai bagian kehidupannya!" tegas kakek. "Salah satunya yang mendekati ke sana Yogyakarta, dengan kekhasan kawasan Malioboro! Di jantung kota wisata itu selain becak, ojek—termasuk ojek sepeda—bisa mangkal, pengamen, pengasong, pedagang kaki lima, dan pengemis tak dilarang! Yogya tak kehilangan marwah sebagai kota maju dan modern, yang keunikannya menyaingi kota-kota besar dunia dengan kafe-kafe kaki lima mereka! Selain New York dan Tokyo punya gelandangan, di Paris yang kini dijuluki 'Bohemian' itu warga yang hidup di lorong-lorong gelap bawah kota!"
"Entah dari mana elite kota kita mendapat konsep antiorang miskin dalam membangun kota!" tukas cucu. "Padahal secara teologis dan konstitusional mereka selalu merupakan bagian nyata kehidupan masyarakat yang tak terpisahkan!"
0 komentar:
Posting Komentar