Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hari ini Coblosan, Pilih yang Menang!

"HARI ini pemilihan umum kepala daerah (pilkada) di tiga daerah otonomi baru (DOB) Pringsewu, Tulangbawang (Tuba) Barat, dan Mesuji coblosan!" ujar Umar. 

"Kalau kau ikut memilih, siapa yang kau pilih di masing-masing kabupaten?" "Pilih yang menang!" jawab Amir. "Bagaimana memastikan yang menang?" timpal Umar. "Pertama, calon yang layak diduga kalau menang takut korupsi! Kalau tuntutan jabatan memaksa ia harus korupsi, korupsinya tak kebangetan!" tegas Amir. 

"Lebih ideal lagi kalau punya track record antikorupsi! Ini menjadi prioritas pilihan karena korupsi menyengsarakan rakyat sehingga meskipun telah 66 tahun merdeka mayoritas rakyat tetap miskin dan hidup menderita!"

"Cuma, bagaimana cara menilainya sehingga bisa layak menduga orang seperti itu?" tanya Umar. "Gunakan akal sehat untuk menalari mana yang paling bisa dipercaya memenuhi faktor kedua, orang tersebut mencalonkan diri secara sungguh-sungguh untuk mengabdi kepada rakyat!" jawab Amir. 

"Dengan nalar akal sehat warga bisa menilai satu per satu calon kemungkinannya jika menang cuma mau gagah-gagahan dengan jabatannya, atau memperkaya diri untuk sebesar-besarnya kemakmuran keluarganya sehingga lupa pada kepentingan rakyat mengatasi penderitaannya!" 

"Semua calon sih menyatakan akan bersungguh-sungguh mengabdi kepada rakyat!" tukas Umar. "Rakyat bisa menilai pernyataan yang selaras lahir dan batin, bukan lain di mulut lain di hati!" tegas Amir. 

"Apalagi kesungguhan mengabdi kepada rakyat itu juga diwujudkan lewat faktor ketiga, memerintah dengan ketulusan hati mengayomi rakyat! Dengan itu, memerintah adalah bagian terpenting dari mengaktualkan kasih sayang kepada rakyat—seperti Umar bin Khattab ketika harus ke gudang memanggul sendiri karung gandum untuk ibu yang menanak batu untuk menidurkan anaknya yang kelaparan!" 

"Itu berarti harus memilih yang ketika diberitakan banyak rakyat makan oyek atau aking, tak dengan enteng berkilah makanan sehari-hari rakyatnya memang oyek atau aking!" timpal Umar. 

"Sebab kalau rakyat sampai berlarut makan oyek atau aking, buat apa ada pejabat publik yang dipilih untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat?" "Begitulah! Faktor ke empat, jadi pemimpin rakyat harus bisa merasakan derita dan mendengar jeritan hati rakyat sehingga bukan memaksakan kepentingan pribadinya dengan tanpa peduli berakibat menyengsarakan rakyat!" tegas Amir. 

"Pilihlah yang punya semua atau terbanyak faktor itu, terbesar peluangnya untuk menang!" ***

0 komentar: