"SEKITAR 600-an warga lintas agama—Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu—melakukan aksi bertajuk Doa dan Puasa untuk Membersihkan Bumi Pertiwi, duduk di tepi Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta!" ujar Umar. "Aksi dimulai Rabu (14-9) pagi, menurut Ashari, perserta, akan dilakukan tiga hari berturut sampai Jumat! Menurut peserta dari tokoh Hindu, aksi itu bentuk keprihatinan atas berbagai kasus yang menimpa bangsa, dari penanganan korupsi yang tidak tuntas, kebohongan publik, hingga kurang bertanggungjawabnya elite politik!" (Pos Kota Online, 14-9)
"Doa dan puasa buat membersihkan negara dari berbagai penyakit hingga gagal menyejahterakan rakyat dengan mengentaskan mereka dari kemiskinan dari pengangguran, memang sudah saatnya!" timpal Amir. "Doa dan puasa bersama itu juga diperlukan guna menggugah elite dari keasyikan menikmati kekuasaan tanpa menyadari rakyat terbenam derita akibat pemimpin tidak mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi dan kelompoknya belaka!"
"Doa dan puasa bersama antarumat beragama ini sebenarnya dilakukan murni oleh warga biasa, tanpa pretensi politik apa pun! Maka itu, kalau semula aksi mereka digelar di Jalan Medan Merdeka Utara depan Istana Merdeka, ketika diminta pindah karena ada tamu negara, tak perlu ngotot apalagi dorong-dorongan dengan petugas mereka langsung pindah ke Medan Merdeka Barat!" tegas Umar. "Untuk itu, kalau kemudian ada sementara elite datang dan bergabung dalam aksi mereka, bisa dianggap sebagai dukungan terhadap aksi mereka! Sebab, sampai kemarin tak seorang pun dari mereka mengklaim sebagai pemimpin aksi!"
"Kemurnian aksi lintas agama warga biasa itu memang perlu dijaga, agar ketulusan doa dan puasa mereka yang bertujuan membersihkan negara ini dari segala kotoran dan noda tidak malah dicemari oleh boncengan kepentingan politik yang kotor!" timpal Amir. "Lebih buruk lagi, akibat adanya boncengan kepentingan politik dari pihak luar kelompok yang nimbrung dalam aksi mereka, pihak elite formal yang jadi tujuan aksi untuk mengubah perilakunya malah punya dalih untuk mengelak dengan mendiskredit aksi itu kelompok bayaran lawan politik penguasa!"
"Boncengan maupun tuduhan bayaran terhadap aksi tersebut boleh-boleh saja!" tegas Umar. "Tapi doa dan puasa yang tulus akan selalu diterima-Nya sebagai amal baik! Amal baik itu yang harus ditingkatkan untuk mengalahkan kejahatan yang menyengsarakan rakyat negara ini!" ***
0 komentar:
Posting Komentar