Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ekses Kemarau Menyengsarakan!



"SELAIN para petani sawah tadah hujan, petani tanaman palawija, terutama jagung, juga gagal panen akibat kemarau yang sangat kering kali ini di Lampung!" ujar Umar. "Tanaman padi di sawah tadah hujan dan palawija yang kekeringan itu bagi kebanyakan petani tersebut merupakan sumber penghidupan utama mereka! Tak ayal, ekses kemarau menyengsarakan banyak petani!"

"Meskipun demikian, kita tetap salut pada Pemprov Lampung yang sejak jauh hari mengantisipasi kemarau dengan program-program membuat embung dan sumur bor!" sambut Amir. "Tapi, karena dampak kemarau terlalu luas dan masif, program itu tak berhasil mengatasi luasnya—ribuan hektare—gagal panen yang terjadi!"

"Sayangnya, program tersebut tak dilengkapi cadangan bantuan sosial penyambung hidup setelah gagal panen—bukan sekadar pembebasan tagihan kredit pupuk dan saprodi serta benih gratis untuk bertanam lagi!" tukas Umar. "Karena itu, ekses kemarau yang menyengsarakan banyak petani itu juga harus diantisipasi dan dibuatkan program sosial untuk mengatasinya! Jadi, antisipasinya bukan cuma program-program teknis yang terbukti asal ada, tak mampu secara efektif mengatasi keluasan masalahnya!"

"Soalnya di negeri kita belum menjadi tradisi bagi pemerintah untuk memberi perhatian khusus ke arah nasib manusianya saat terjadi gagal panen!" timpal Amir. "Itu konsekuensi pembangunan yang bersifat materialistik dan gila tumbuh sehingga dalam banyak hal yang terkait dengan dimensi manusianya kurang diberi perhatian semestinya! Prioritas selalu bertumpu dimensi material dan daya pertumbuhan ekonomi!"

"Padahal, gagal panen massal itu juga berdampak turunnya jumlah pasokan pangan lokal, yang berarti harga pangan naik!" tegas Umar. "Bagi warga kota itu sepele, cuma soal inflasi sekian persen, yang tetap bisa mereka pikul! Lain hal bagi para petani yang gagal panen, sudahlah terpaksa harus beli beras, harganya jauh lebih tinggi pula!"

"Sudah jatuh (gagal panen) tertimpa tangga pula—harga kebutuhan hidup, termasuk sayuran, yang naik sejak puasa dan Lebaran tak mau turun lagi!" timpal Amir. "Hal itu terjadi dari zaman ke zaman, tapi masyarakat lapisan bawah kita tahan banting, terbiasa sengsara! Sehingga selalu lupa pun penguasa menyiapkan program bantuan saat kesengsaraan mereka mencapai tingkat kritis, seperti gagal panen meluas sekarang ini, rakyat akan selalu mampu bertahan hidup! Ketahanan sengsara yang tinggi inilah penyebab penguasa sering lupa memperhatikan nasibnya!" ***

0 komentar: