Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Butuh Insentif, Diberi Pungutan Intensif!

SEORANG suami memesan kue ulang tahun buat istrinya. "Bikin satu meter persegi!" tegasnya. "Tulisan di atasnya apa, Pak?" tanya penjual kue. "Buat tulisannya dua baris!" tegas suami. "Kamu tak bertambah tua, di bagian atas! Dan, kamu justru semakin cantik, di bagian bawah!" Pada pelaksanaan acaranya, wajah suami jadi merah padam membaca tulisan pada kue ulang tahun yang juga dibaca para tamu: "Kamu tak bertambah tua di bagian atas. Kamu justru semakin cantik di bagian bawah." "Huahaha...!" seorang tamu terbahak. "Terbalik itu! Wajarnya yang semakin cantik bagian atas!" "Itu kesalahan teknis!" jelas suami. "Pembuat kue salah tulis! Kata-kata di bagian atas dan di bagian bawah itu instruksiku kepada pembuat kue, seharusnya tidak ikut tercantum dalam tulisan di atas kuenya!"

"Kesalahan teknis yang masuk akal!" sambut tamu. "Jangankan pembuat kue! Pejabat tinggi pemerintah saja bisa salah tangkap pesan kabinet agar petani karet yang amat membutuhkan bantuan supaya diberi insentif, kebijakan yang dibuat pejabat itu justru terbalik, memberlakukan pungutan intensif—bea keluar ekspor karet 10%!" "Petani butuh insentif, malah diberi pungutan intensif yang mencekik leher!" tegas suami. "Ironisnya, keputusan kontroversial itu diambil justru saat harga karet jatuh dari November 2011 sheet 100% kadar karet kering 5 dolar AS/kg, jadi 3 dolar AS/kg di bursa berjangka komoditas Jakarta pada lelang November 2011 untuk penyerahan April 2012! Sekalian, saat ekspor karet dari daerah produsen karet seperti Lampung turun drastis!" 

"Memang!" timpal tamu. "Ekspor komoditas karet pada November 2011 turun 9,09% dari periode sama 2010! Bahkan ekspor karet dalam November itu 956,5 juta dolar AS, lebih rendah dari Oktober sebesar 1,29 miliar miliar dolar AS!" (Kompas.com, 3-1) "Di tengah dua realitas negatif yang menjepit petani karet itu, kalau pemerintah membuat aturan baru yang memberatkan, bukan saja menjadikan petani jatuh tertimpa tangga, melainkan sudah pun jatuh digebuk lagi pakai tangga!" tukas suami. "Karena itu, pemerintah di tingkat kabinet harus cepat mencabut ketentuan bea ekspor karet tersebut, agar akhirnya tak jadi beban petani yang menghabisi daya belinya, juga tak menurunkan daya saing ekspor karet dan produk karet!" "Celakanya kalau bea ekspor karet itu justru benar sebagai kebijakan kabinet, pencabutan aturannya pasti lebih sulit!" timpal tamu. "Tapi ini jadi ujian bagi para wakil rakyat di Pemerintah Pusat, apakah mereka peduli pada penderitaan rakyat pemilihnya!" ***

0 komentar: