"LSI—Lembaga Survei Indonesia, Minggu (5-2), merilis hasil survei terbaru, popularitas Partai Demokrat (PD) merosot ke peringkat tiga dengan peraihan dukungan 13,7%, dari peringkat pertama dengan perolehan suara lebih 20% pada Pemilu 2009!" ujar Umar. "Survei terakhir LSI di 33 provinsi dari 21 Januari hingga 2 Februari 2012 itu menempatkan Partai Golkar di posisi puncak dengan meraih dukungan 18,9%, diikuti PDIP dengan perolehan 14,2%!"
"Hasil survei itu membuktikan kasus wisma atlet yang melibatkan (mantan) Bendahara Umum PD Nazaruddin mengimbas telak pada popularitas PD!" timpal Amir. "Survei itu dilakukan sebelum KPK menetapkan kader PD lainnya, Angelina Sondakh, sebaga tersangka kasus sama! (3-2) Bisa diperkirakan arahnya jika makin banyak kader PD jadi tersangka kasus korupsi yang ditangani KPK!"
"Mengenai penurunan dukungan pada PD seperti hasil survei itu, Presiden Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina PD Minggu sore menegaskan, itu realitas!" tegas Umar. "Respons itu disampaikan setelah sembilan pendiri dan deklarator PD menyampaikan keprihatinan atas ulah sejumlah kader PD yang terkait korupsi, dan permintaan dari kader seluruh daerah agar Yudhoyono turun tangan atas isu-isu yang merugikan PD terkait penanganan KPK pada korupsi kader-kader PD!"
"Atas semua itu Yudhoyono justru melempar bola, mestinya DPP bisa melakukan komunikasi efektif, khususnya kepada rakyat apa yang sebenarnya terjadi!" timpal Amir. "Misal, menjawab serangan-serangan yang dianggap tidak berdasar apa pun! Berkomunikasi dengan KPK, apa yang sebenarnya terjadi, bukan apa yang diperbincangkan di luar!"
"Pada bagian itu, terkesan kuat Yudhoyono kecewa pada DPP!" tukas Umar.
"Tapi ia berkilah dari desakan melakukan pembersihan para kader bermasalah, termasuk di DPR. Ia tegaskan dirinya menghormati proses hukum. Siapa pun akan diberi sanksi untuk menegakkan prinsip moral maupun kode etik!" "Tapi, apakah hanya dengan berserah pada proses hukum, menegakkan sanksi moral dan etika di organisasi, cukup efektif membendung gejala penurunan popularitas PD, hingga tak semakin memburuk?" timpal Amir. "Tentu saja tetap perlu solusi nyata seperti diharapkan kader dari seluruh daerah! Tapi solusi itu bukan tunggal, sama di seantero negeri, melainkan apa pun yang bisa dilakukan setiap kader sesuai kemampuan dan kebutuhan daerahnya! Setiap kader jadi pemain aktif, bukan cuma jadi penonton—hasilnya, sejuta solusi pasti bisa mengatasi sebuah masalah!" ***
"Tapi ia berkilah dari desakan melakukan pembersihan para kader bermasalah, termasuk di DPR. Ia tegaskan dirinya menghormati proses hukum. Siapa pun akan diberi sanksi untuk menegakkan prinsip moral maupun kode etik!" "Tapi, apakah hanya dengan berserah pada proses hukum, menegakkan sanksi moral dan etika di organisasi, cukup efektif membendung gejala penurunan popularitas PD, hingga tak semakin memburuk?" timpal Amir. "Tentu saja tetap perlu solusi nyata seperti diharapkan kader dari seluruh daerah! Tapi solusi itu bukan tunggal, sama di seantero negeri, melainkan apa pun yang bisa dilakukan setiap kader sesuai kemampuan dan kebutuhan daerahnya! Setiap kader jadi pemain aktif, bukan cuma jadi penonton—hasilnya, sejuta solusi pasti bisa mengatasi sebuah masalah!" ***
0 komentar:
Posting Komentar