"DALAM rapat dengan Komisi III DPR, ada materi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang ditutup spidol hitam!" ujar Umar. "Menurut Kompas (21-2), yang dikaburkan itu berbunyi—saat ini PPATK melakukan proses analisis atas lebih dari 2.000 laporan terkait dengan anggota DPR, di mana mayoritas transaksi dilakukan anggota Badan Anggaran DPR!"
"Sudahlah, jangan di-udal-udal lagi keburukan anggota DPR!" timpal Amir. "Kasihan rakyat yang memilih wakil-wakil rakyat itu, ternyata citra tokoh-tokoh hasil pilihan mereka menyedihkan! Jadi jangan diperburuk lagi!"
"Tak perlu cemaskan soal citra itu!" tegas Umar. "Karena Ketua PPATK Muhammad Yusuf sudah menjamin, analisis menyangkut transaksi yang dilakukan anggota DPR tidak diniatkan untuk memperburuk citra DPR. Jadi, materi yang dihitamkan maupun proses analisis yang sedang dilakukan PPATK justru agar lebih menenteramkan hati rakyat yang memilih mereka, bahwa anggota DPR itu dilindungi asas praduga tak bersalah!"
"Begitu baru benar! Jangan citra keburu hancur padahal orangnya belum tentu bersalah!" entak Amir. "Artinya PPATK memproses analisis 2.000 lebih transaksi mencurigakan sampai betul-betul kuat sebagai barang bukti, lalu serahkan buktinya ke KPK untuk diproses hukum! Dengan cara itu hanya orang per orang yang memang ada bukti bersalah yang menjalani proses hukum, tanpa menyandera semua anggota DPR dalam praduga dan citra buruk 2.000 transaksi mencurigakan!"
"Untuk itu berarti PPATK harus serius melakukan penelusuran transaksi demi transaksi yang mencurigakan agar bisa spesifik-unik transaksi siapa yang melanggar hukum!" timpal Umar.
"Justru kalau cuma menyebutkan lebih 2.000 transaksi DPR mencurigakan lalu didiamkan saja tak didalami, akibatnya malah menguyah-uyah semua anggota DPR tak bisa dilepaskan dari citra negatif yang ditimbulkan kasus itu!" "Jauh lebih menenteramkan hati rakyat lagi kalau para anggota DPR itu menjauhkan dirinya dari tindakan-tindakan yang bisa mengakibatkan citra DPR semakin terpuruk terus!" tegas Amir. "Kasihan rakyat, sudah pun orang-orang yang mereka pilih sebagai wakil di legislatif tak sungguh-sungguh memperjuangkan perbaikan nasib mereka, malah merusak citra diri dan lembaganya pula!" "Maka itu, atas merebaknya berita 2.000 transaksi mencurigakan itu, DPR seharusnya justru menekan PPATK untuk memastikan transaksi itu milik siapa!" timpal Umar. "Dengan kepastian kotoran ditindak, sisanya mencerminkan DPR yang bersih!" ***
"Justru kalau cuma menyebutkan lebih 2.000 transaksi DPR mencurigakan lalu didiamkan saja tak didalami, akibatnya malah menguyah-uyah semua anggota DPR tak bisa dilepaskan dari citra negatif yang ditimbulkan kasus itu!" "Jauh lebih menenteramkan hati rakyat lagi kalau para anggota DPR itu menjauhkan dirinya dari tindakan-tindakan yang bisa mengakibatkan citra DPR semakin terpuruk terus!" tegas Amir. "Kasihan rakyat, sudah pun orang-orang yang mereka pilih sebagai wakil di legislatif tak sungguh-sungguh memperjuangkan perbaikan nasib mereka, malah merusak citra diri dan lembaganya pula!" "Maka itu, atas merebaknya berita 2.000 transaksi mencurigakan itu, DPR seharusnya justru menekan PPATK untuk memastikan transaksi itu milik siapa!" timpal Umar. "Dengan kepastian kotoran ditindak, sisanya mencerminkan DPR yang bersih!" ***
0 komentar:
Posting Komentar