Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kelompok Kaya Hidup kian Wah!

"TAYANGAN Voice of America (VOA) di MetroTV, Rabu (22-2) mengejutkan, gaya hidup kelompok kaya dalam masyarakat justru kian wah di tengah memburuknya dampak krisis Eropa!" ujar Umar. "Lebih mengejutkan lagi, paling mencolok hal itu terjadi di Asia-Pasifik, jadi termasuk Indonesia!" "Gejala itu apa petunjuknya?" tanya Amir. "Penjualan mobil supermewah dari Roll Royce yang per unitnya seharga 450 ribu dolar AS, Ferrari, BMW, Mercy, sampai Lexus dan sekelasnya 2011 secara global naik 14%, dengan puncaknya di Asia-Pasifik naik 47%, lebih tinggi dari kawasan Arab 25%!" tegas Umar. "Penjualan mobil semua merek di AS tahun itu juga mencatat rekor, yakni mencapai 12 juta unit!" 

"Kalau melihat jubelan mobil mewah di jalanan Jakarta, termasuk Roll Royce yang semakin sering terlihat melintas, Indonesia diprediksi menempati papan atas Asia-Pasifik peningkatan pembelian mobil supermewah itu!" tukas Amir. "Hal ini bisa menjadi jawaban yang lebih rasional siapa paling menikmati pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,5%, kalau ternyata hanya menurunkan jumlah warga miskin 132 ribu orang, meski tak kepalang menghabiskan dana pengentasan kemiskinan dari APBN sebesar Rp86 triliun lebih!" "Jangan-jangan melalui mekanisme pasar politik dan ekonomi justru dana APBN buat pengentasan kemiskinan itu yang beralih-guna untuk membeli mobil-mobil supermewah yang memadati jalanan Jakarta itu!" timpal Umar. "Sedang 132 ribu warga yang mentas dari jurang bawah garis kemiskinan itu justru berkat kerja keras mereka sendiri, bukan hasil APBN yang terbukti tak tepat sasaran itu!" "Pengungkapan itu sebenarnya ingin menggelitik sikap kurang adil orang kaya yang suka pamer gaya hidup serbamewah di tengah penderitaan warga sekitarnya yang amat miskin!" tegas Amir. 

"Usaha menggelitik itu tentu dilatarbelakangi pandangan hidup liberal, di mana orang bebas mengekspresikan gaya hidup semampu dirinya! Beda di negeri kita yang bukan liberal, distribusi hasil-hasil pembangunan yang hanya dinikmati kelompok dan jaringan berkuasa, sekaligus di sisi lain membuat kelompok melarat kian sengsara, yang harus digugat!" "Apalagi kalau distribusi hasil-hasil pembangunan yang tak adil itu berekspresikan perilaku koruptif di jalur kekuasaan!" entak Umar. "Tak pelak lagi, hanya kebangkitan kekuatan moral seperti gerakan mahasiswa era reformasi, yang bisa diandalkan mengubahnya! Tanpa itu, kekuasaan justru kian korup dan distribusi hasil pembangunan semakin tak adil!" ***

0 komentar: