"BEGITULAH! Sekalipun elite, politisi, penguasa, dan kalangan kuat ingin serta berusaha memberi yang terbaik kepada kalangan lemah, tidak serta-merta bisa mewujudkan!" tegas nenek. "Pengalaman pengentasan kemiskinan yang menghabiskan Rp86,1 triliun pada 2011, hasilnya tak memadai!"
"Berarti elite itu kalah dari nenek, yang lewat pepaya dan pisang bisa memberi yang terbaik pada orang lain, pada masyarakat!" timpal cucu.
"Bukan cuma nenek! Tapi petani Lampung yang mampu memproduksi komoditas berkualitas mencapai nilai tukar pertanian (NTP) 123,74 pada Desember 2011, jauh di atas NTP nasional 105,54!" tegas nenek. "Terutama petani padi dan palawija yang mencapai NTP 133,63. Konkretnya, beras Lampung merajai pasar beras kelas atas di Palembang, Banten, dan Jakarta! Jagung manis Lampung menguasai pasar jagung rebus Ibu Kota!"
"Tampak, justru petani Lampung yang mampu meraih posisi advantage dalam sistem sosial-ekonomi transaksional, menarik kebaikan bagi kaumnya dengan memberi yang terbaik pada bangsa!" timpal cucu.
"Sedang kemampuan elite memberi yang terbaik masih sebatas retorika penghias bibir karena prasarana dan sarana produksi serta infrastruktur yang jadi kewajiban mereka masih jauh dari memadai! Mayoritas tanaman padi yang mengukir NTP 133,63 itu dibudidayakan di sawah tadah hujan, bukan produk irigasi teknis dengan anggaran sektor pertanian semua kabupaten yang imut-imut!"
"Kenapa keinginan elite memberi yang terbaik selalu kandas?" kejar cucu.
"Beda dengan petani dan jelata yang menjadikan kerja sebagai ibadah yang dilakukan dengan ikhlas, pada langkah elite untuk berbuat terbaik ketulusannya mungkin bermasalah!" tukas nenek.
"Soalnya, langkah elite itu cuma kulit, sedang isinya tujuan kekuasaan! Itu salah satu dasar asumsi kenapa dalam paham laissez faire, ekonomi tumbuh saat elite terutama birokrat sedang tidur! Sebab, kalau melek, ada saja tingkahnya yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi!" "Tingkah birokrat yang begitu mudah ditemukan!" timpal cucu. "Salah satunya jebakan buat mobil pikap pengangkut barang di depan Terminal Rajabasa, Bandar Lampung! Tanpa pemberitahuan dan rambu yang cukup jelas terlihat dari jauh, pikap luar kota yang tak tahu harus masuk terminal bablas lalu diudak dan ditangkap sebagai pelanggar aturan hukum lalu lintas!" "Begitulah elite dan birokrat memanfaatkan hukum menjebak rakyat!" tegas nenek. "Bukan memberi yang terbaik, malah menyengsarakan!" ***
"Soalnya, langkah elite itu cuma kulit, sedang isinya tujuan kekuasaan! Itu salah satu dasar asumsi kenapa dalam paham laissez faire, ekonomi tumbuh saat elite terutama birokrat sedang tidur! Sebab, kalau melek, ada saja tingkahnya yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi!" "Tingkah birokrat yang begitu mudah ditemukan!" timpal cucu. "Salah satunya jebakan buat mobil pikap pengangkut barang di depan Terminal Rajabasa, Bandar Lampung! Tanpa pemberitahuan dan rambu yang cukup jelas terlihat dari jauh, pikap luar kota yang tak tahu harus masuk terminal bablas lalu diudak dan ditangkap sebagai pelanggar aturan hukum lalu lintas!" "Begitulah elite dan birokrat memanfaatkan hukum menjebak rakyat!" tegas nenek. "Bukan memberi yang terbaik, malah menyengsarakan!" ***
0 komentar:
Posting Komentar