"MASALAHNYA dewasa ini kita terjebak dalam kondisi yang sudah sedemikian rupa adanya, hasil proses sejarah yang setapak demi setapak menjauhkan bangsa dari orientasinya terhadap pengutamaan kelautan!" tegas teman.
"Bukti untuk itu mudah, lihat kehidupan nelayan yang telantar di seantero nusantara! Kelautan cuma ditangani sebagai salah satu sektor, padahal menyangkut dua per tiga wilayah negara!"
"Kuperhatikan di sekolah juga tak ada mata pelajaran khusus tentang kelautan, pelajaran tetap yang diberikan teratur, berlanjut, dan berjenjang tingkat pengetahuannya!" timpal nelayan.
"Bahkan, untuk muatan lokal saja pun! Padahal, secara universal kelautan sebagai ilmu (oseanologi) bukan hal baru! Tapi di Indonesia, sebatas pusat studi pun langka!"
"Itu dia!" tukas teman. "Indonesia jelas negara nusantara terpenting di dunia, sewajarnya menjadi pelopor ilmu kelautan! Keinginan itu terkuak saat Presiden Gus Dur yang singkat itu, kini kembali redup!"
"Disimak dari pandangan Gus Dur, pemerintah Indonesia sejak awal bergaya Mataram, berorientasi daratan-pedalaman!" timpal nelayan. "Lebih ideal sebenarnya gaya Sriwijaya yang melanglang samudera, seperti diteruskan Majapahit dengan penguatan sisi daratan dan peran ekonomi pesisir!"
"Begitulah diskursus panjang yang tak kunjung memikat penguasa untuk meredefinisi konsep pembangunan akibat dikejar tuntutan pertumbuhan ekonomi yang dijadikan ukuran sukses agar mendapat pujian dari negara-negara maju!" tegas teman.
"Tekanan pada pertumbuhan itu bertujuan agar kemampuan negeri kita membeli produk-produk mereka terus meningkat sesuai kebutuhan mereka! Akibat terus mengejar pertumbuhan melalui leading sector—keuangan, pertambangan dan energi, industri perakitan, dan perdagangan, nelayan yang tak leading untuk pertumbuhan ditinggalkan!"
"Begitulah, secara strategis aspek keilmuan dan pendidikan kelautan tak membersitkan harapan ke masa depan! Sedang secara praksis, dalam konsep dan perencanaan pembangunan nasional aspek kelautan relatif cuma basa-basi—bandingkan besar dan luas cakupan anggarannya dengan sektor-sektor lain!" ujar nelayan. "Cucu pelaut pun akan makin mapan mengail di kolam karena di laut sendiri pun ikannya sudah habis dikeruk nelayan asing dengan kapal peralatan ultramodernnya!" ***
0 komentar:
Posting Komentar