"BANJIR di kampung kita semakin dalam dibandingkan tahun lalu," tukas Umar.
"Penyebabnya, tanggul kanal dekat kampung ditinggikan agar banjir kiriman tak melimpah ke kampung kita!" jawab Amir. "Akibatnya, air hujan kampung kita tak bisa melewati tanggul yang ditinggikan itu, genangan air di kampung kita pun semakin dalam! Nasib kampung kita mirip kemiskinan yang juga semakin dalam!"
"Kalau banjir makin dalam akibat tanggul kanal ditinggikan, kemiskinan jadi semakin dalam karena garis kemiskinan dinaikkan dari Rp248,645 pada Maret 2012 menjadi Rp263,008 pada September 2012!" timpal Amir. "Dengan garis kemiskinan naik 5,81%, warga miskin yang konsumsinya tidak naik jadi kian jauh dari garis kemiskinan, makin dalam pula posisinya di jurang kemiskinan!"
"Tanggul ditinggikan agar terhindar dari banjir bandang, garis kemiskinan dinaikkan agar kian realistis! Kalau dengan kurs Rp9.500/dolar AS garis kemiskinan Rp248 ribu/bulan Maret 2012 setara 87 sen dolar AS/hari, naik jadi Rp263 ribu/bulan September 2012 setara 92 sen dolar AS/hari, naik 5 sen dolar! Artinya kian mendekati 1 dolar AS/hari, menuju garis kemiskinan Bank Dunia 2 dolar AS/hari!"
"Meskipun penyesuaiannya cuma beda tipis dari tingkat inflasi, garis kemiskinan yang semakin realistis diperlukan agar Pemerintah Pusat dan daerah tak pandang enteng garis kemiskininan, hingga makin serius menangani kemiskinan!" timpal Umar. "Coba cermati APBD provinsi/kabupaten/kota, cari mata anggaran yang mencerminkan keseriusan menangani kemiskinan, mungkin masih sulit ditemukan! Itu isyarat penanganan kemiskinan masih sebatas retorika!"
"Padahal, indeks keparahan kemiskinan nasional juga memburuk dari 0,47 jadi 0,48—Lampung dari 0,50 jadi 0,62—Maret—September 2012!" tegas Amir. "Artinya semakin banyak warga miskin terjebak dalam kelompok terburuk kondisi sosial ekonominya!" ***
0 komentar:
Posting Komentar