SEORANG abang mendorong becaknya berisi penumpang melawan arus lalu lintas di jalan padat mobil! Melawan arus di situ satu-satunya jalan yang bisa becak lalui dari pangkalan mereka menuju pasar sebagai tujuan utama para penumpang, justru sebagai alternatif menghindari kawasan tertib lalu lintas—sebutan halus buat daerah bebas becak!
"Secara praktis mereka itu kelompok warga taat hukum, karena pilihan jalan melawan arus itu mereka tempuh sebagai wujud ketaatan pada peraturan kawasan tertib lalu lintas di mana becak dilarang melintas!" tegas Umar.
"Sebaliknya, jika mereka melawan arus hingga cukup mengganggu pemakai jalan yang datang dari arah sesuai peraturan lalu lintas, selain tak ada pilihan jalan lain, becak itu tak melanggar peraturan! Sebab, di pangkal jalan itu tak ada rambu larangan becak melawan arus!"
"Maka itu becak yang melawan arus itu tidak ditangkap polisi!" timpal Amir. "Demikian pula pemakai jalan lainnya bisa memahami ketika harus jumpa becak melawan arus di lajur jalan kendaraannya! Karena itu, yang terasa cuma kejanggalan, becak bebas melawan arus!"
"Bersamaan kejanggalan yang jalan bertahun-tahun tanpa solusi itu, semua pihak diharap tutup mata atas ketidakjelasan aturan lalu lintas yang berakibat kesemrawutan itu!" tegas Umar. "Di sisi lain, terkesan seolah warga permisif pada terjadinya pelanggaran hukum lalu lintas dengan membiarkan terus becak melawan arus, padahal secara formal tanpa rambu larangan, mereka tak melanggar hukum!"
"Begitulah!" tukas Amir. "Padahal, yang terjadi sebenarnya justru pengaturan lalu lintasnya yang kacau, kurang memperhatikan semua kepentingan masyarakat, terutama kaum lemah seperti abang becak sehingga mereka dipaksa harus berjuang melawan arus dan dikorbankan dengan kesan buruk seolah mereka suka melanggar hukum!"
"Untuk itu, penguasa lalu lintas kota mungkin perlu mengatur ulang aturan lalu lintas di lokasi seperti itu, salah satunya dekat Pasar Bambu Kuning, Bandar Lampung!" tutur Umar. "Pengaturan ulang dimaksud dengan memberi sedikit kemudahan kepada abang becak yang jasanya masih dibutuhkan utamanya oleh ibu-ibu tua yang lemah turun dari angkot atau bus di ujung Jalan Teuku Umar tak mampu jalan kaki menyeberang menuju Bambu Kuning!" ***
0 komentar:
Posting Komentar