"SEBANYAK 529 orang elite Ikhwanul Muslimin yang memenangkan Muhammad Mursi sebagai presiden pada pemilu Mesir 2012, pekan lalu divonis hukuman mati pengadilan di bawah rezim militer yang mengudeta Presiden Mursi Juli 2013!" ujar Umar.
"Mereka disidang massal dua hari, termasuk 398 diadili in absentia!"
"Komisi Hak Asasi Manusia PBB di Genewa Kamis menyatakan putusan pengadilan Mesir menghukum mati 529 anggota Ikhwanul Muslimin itu bertentangan dengan hukum internasional!" timpal Amir.
"Juru bicara komisi itu, Rupert Colville, khawatir ribuan anggota Ikhwanul Muslimin yang ditangkap militer setelah kudeta atas Mursi, akan mengalami nasib serupa! Sebanyak 600 orang di antaranya, kini juga sedang disidang pengadilan di Minya, selatan Mesir." (ROL, 25/3)
"Sedihnya, atas putusan keji pengadilan Mesir itu, tak satu pun pemerintah dari negara berpenduduk mayoritas muslim protes, hanya karena rezim militer Mesir di bawah Jenderal El-Sisi menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai teroris!" tukas Umar.
"Termasuk pemerintah dan partai politik berbasis massa muslim Indonesia, tak terdengar kecamannya pada rezim militer Mesir! Mungkin karena sedang sibuk kampanye pemilu 9 April. Juga bisa menahan diri tak memprotes karena punya hubungan baik dengan Arab Saudi, Kuwait, Qatar atau Uni Emirat Arab yang mendukung rezim militer Mesir!"
"Ikhwanul Muslimin organisasi populer di dunia, didirikan Hasan Al Banna 1926, salah satunya sebagai respons berakhirnya Dinasti Utsmaniah di Turki (1924), yang sebelumnya jadi wujud kebesaran dunia Islam menyatukan Asia-Eropa selama lebih 500 tahun!" timpal Amir.
"Pada 1947 Al Banna dan Ikhwanul Muslimin menggerakkan sejuta pemuda Arab menduduki Palestina yang saat itu dideklarasikan oleh Inggris, Prancis, dan AS sebagai Israel merdeka!"
"Pemerintah Mesir yang waktu itu masih monarki ditekan AS untuk menarik Al Banna dan pemuda dari bumi Palestina!" kata Umar.
"Tak lama kemudian, Al Banna terbunuh oleh konspirasi intel Israel, disusul barisan elite Ikhwanul Muslimin bernasib sama beruntun hingga 1951."
"Selama rezim militer berkuasa di Mesir, dari Gamal Abdel Nasser, Anwar Sadat, ke Hosni Mubarak, Ikhwanul Muslimin terus ditekan, elitenya acap dipenjara tanpa diadili!" tukas Amir. "Meski demikian, Ikhwan berakar amar kuat di masyarakat bawah! Sekarang pun, setiap usai salat jumat, massa keluar masjid langsung demo menuntut pembebasan Mursi!" ***