"KETIKA harga BBM dinaikkan, pada warga terdampak tak diberi penahan guncangan kenaikan harga kebutuhan seperti masa lalu, tapi langsung diberi dana pengalihan subsidi BBM ke 15,5 juta KK warga miskin penerima BLSM!" ujar Umar. "Jadi, warga terdampak menerima dua lapis dana dari APBN, yakni pengalihan subsidi BBM dan dana program pengentasan kemiskinan, sehingga kenaikan harga BBM menjadi sarana mengentaskan kemiskinan!"
"Usul itu masuk akal!" sambut Amir. "Misal Rp20 triliun hasil pengurangan subsidi BBM digabung dengan dana pengentasan kemiskinan di APBN 2015 Rp135 triliun (Kompas, 18/8), terkumpul Rp155 triliun untuk 15,5 juta KK warga miskin penerima BLSM! Dibagi rata saja, setiap KK dapat Rp10 juta, dengan setiap KK terdiri 5 jiwa, per jiwa mendapat tambahan konsumsi Rp2 juta/tahun, jelas langsung meloloskan mereka dari jerat garis kemiskinan!"
"Itu kalau pengentasan warga dari garis kemiskinan dilakukan dengan cara sederhana, uangnya dibagi langsung mirip BLT dan BLSM, tak pakai lembaga-lembaga pengelola yang biaya manajemennya malah menghabiskan lebih besar dananya ketimbang yang dinikmati warga miskin sasarannya!" tegas Umar.
"Itu pun, baru pengalihan Rp20 triliun dari perkiraan hampir Rp100 triliun hasil penghematan subsidi jika harga BBM dinaikkan 40%. Masih jauh lebih banyak sisanya yang bisa digunakan untuk membangun bidang lain, infrastruktur, fasilitas kesehatan!"
"Artinya kalau ditangani dengan tepat, tak menelan biaya lebih besar dari yang sampai ke sasaran, kenaikan harga BBM justru bisa menjadi eskalator menaikkan warga keluar dari kemiskinan!" timpal Amir.
"Jadi bukan dampak negatif, melainkan dampak positif kenaikan harga BBM!"
"Di atas lapisan termiskin yang 77,5 juta jiwa (15,5 juta KK/rata-rata 5 jiwa) itu, atau mereka yang berpenghasilan di atas Rp11.500 sampai Rp23 ribu/hari/jiwa, antara 1 sampai 2 dolar AS/hari/jiwa, yang lebih terasa akibat kenaikan harga barang kebutuhan hidup!" tegas Umar.
"Mereka harus ditolong dengan pengadaan pasar murah yang merata! Sedangkan kelompok kelas menengah berpenghasilan di atas 2 dolar AS/hari/jiwa, pemilik mayoritas mobil, relatif tahan kena dampak kenaikan harga BBM karena ekonominya mapan!"
"Memang, banyak hal harus dilakukan untuk mengalihkan subsidi BBM ke warga miskin dan proyek yang amat dibutuhkan rakyat!" tukas Amir. "Sekalian mengurangi beban anak-cucu dari utang yang digali terus-menerus untuk subsidi BBM!" ***