Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Lampung Post 40 Tahun! (3)

"SUBJEKTIVITAS yang tak bisa benar-benar lepas dari objektivitas wartawan itu justru cerminan dari integritas moral yang dipandu hati nuraninya!" ujar Umar. "Terkait integritas moral itu, wartawan jadi tak harus netral dari segala hal! Media Group, misal, secara terbuka menyatakan perang terhadap narkoba! Atau Lampung Post, sejak didirikan mengibarkan panji antikomunis sehingga Solfian Akhmad menerima penghargaan sebagai Penegak Pers Pancasila (1985)." 

"Memang, dengan moralitas berorientasi nilai-nilai Pancasila, tanpa komando pun seorang wartawan segera menentang penodaan atas agama (sila Ketuhanan Yang Maha Esa) seperti yang dilakukan Islam State of Iraq and Syria (ISIS)," timpal Amir. "Media arus utama nasional secara terbuka berpihak kepada kemanusiaan yang adil dan beradab ketika sendi-sendi penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia di negerinya terancam!"

"Terpenting semua itu dilakukan dalam koridor etika, dan dengan asas kepatutan, jauh dari fitnah atau pencemaran nama baik!" tegas Umar. "Sebab, seperti kata Goenawan Mohamad saat menegaskan media tak harus netral, fitnah melukai seluruh bangsa! 

Yang dirusak bukan hanya manusia, tapi juga akal sehat dan kejujuran!" (Tempo.co, 25/6) "Meski demikian, suatu keberpihakan hanya diekspresikan lewat ruang opini, tajuk, dan artikel khusus!" tukas Amir. "Sedang dalam berita (news) semua pihak mendapatkan porsi yang proporsional! 

Untuk pelaksanaan prinsip tersebut selalu mendapat pengawasan ketat dari Dewan Pers maupun Komisi Penyiaran untuk media elektronik!" "Sebagai ekspresi dari integritas moral, subjektivitas ketidaknetralan itu justru wujud pelaksanaan tanggung jawab profesi demi mencegah bangsa agar tak terjerumus ke dalam kondisi yang buruk!" jelas Amir. 

"Lampung Post hanyalah satu sel dari 'sistem efektif' pers nasional itu. Dan itu bukan ikut-ikutan! Sejak lahir Lampung Post telah ditahbiskan para pendirinya sebagai pers Pancasila!" 

"Semangat pers untuk mengawal bangsa dari penjerumusan lewat obral fitnah yang merusak akal sehat dan kejujuran itu, tampak justru semakin penting dalam kehidupan demokrasi kita ke depan!" tegas Amir. 

"Dengan informasi yang dikelola media massa sebagai oksigen demokrasi, maka hari jadi ke-40 Lampung Post bisa jadi titik penanda pentingnya peran pers dalam 'mengelola oksigen' itu untuk menjaga bangsa dari keracunan fitnah!" *** (Habis)

0 komentar: