http://lampost.co/berita/ikhlas-nilai-juang-pahlawan"PENGORBANAN dengan tulus dan ikhlas untuk kemerdekaan bangsa dan negara, itulah nilai juang pahlawan kemerdekaan kita!" ujar Umar. "Tulus dan ikhlas itu berarti rela berkorban apa saja, termasuk jiwa dan raga, tanpa pamrih mengharap imbalan dari bangsa dan negara yang ia bela dengan mengorbankan segalanya!"
"Meski hadisnya oleh sebagian ulama disebut lemah atau daif, oleh ulama lain tetap dipakai untuk meyakinkan pejuang bahwa gugur dalam perjuangan membela Tanah Air statusnya syahid, sehingga sang pahlawan meraih gelar syuhada!" timpal Amir.
"Hadis itu, 'Hubbul wathon minal iman’—cinta Tanah Air sebagian dari iman! Syuhada, itulah nilai tertinggi yang hanya bisa dicapai lewat pengorbanan ikhlas semata demi iman pada Sang Maha Pencipta—saat cinta Tanah Air menjadi bagian dari iman tersebut!"
"Pada tulus dan ikhlasnya pengorbanan itu pulalah relevansi nilai-nilai juang para pahlawan kemerdekaan bangsa yang harus diwarisi atau ditiru oleh generasi masa kini!" tegas Umar. "Kalau mengaku berjuang membantu warga miskin dengan membagikan sembako, tapi di balik itu berharap supaya warga miskin itu memilih dirinya dalam pemilihan umum legislatif maupun eksekutif (kepala daerah), berarti pemberian itu pamrih, tidak benar-benar ikhlas!
Apalagi setelah tak terpilih, kalah, ia minta pemberian itu dikembalikan!" "Untuk tidak pamrih, benar-benar tulus dan ikhlas seperti nilai juang pahlawan kemerdekaan, di era pragmatis-materialis dewasa ini sungguh tak mudah!" timpal Amir.
"Bahkan godaan untuk mengurangi nilai ikhlas itu hingga terperosok ke pamrih, bisa terjadi dalam kegiatan agama sekalipun! Bukan sekadar 'ria' beramal untuk sekadar dipuji sesama manusia, malah pengajian hanya dijadikan sekadar kamuflase untuk bagi-bagi sesuatu agar memilihnya di pileg atau pemilukada!"
"Semua itu tentu sah-sah saja, asal jangan dibandingkan dengan nilai ikhlas warisan para pejuang kemerdekaan!" tukas Umar. "Namun, proses pewarisan nilai-nilai juang pahlawan kemerdekaan tak boleh dikesampingkan, sebab dengan semakin dominannya nilai-nilai pragmatisme dan materialisme, bukan mustahil demi kenikmatan sesaat
Tanah Air ini dijual kepada asing—penguasaan lebih 70 persen sektor pertambangan oleh asing, bisa jadi awal yang layak diwaspadai!" "Pewarisan nilai-nilai juang pahlawan kemerdekaan itu hanya efektif dilakukan melalui keteladanan pemimpin!" timpal Amir. "Sayangnya, mayoritas pemimpin justru produk 'sembako pamrih'!" ***
0 komentar:
Posting Komentar