Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Belanja Produktif Justru Turun!


"BELANJA produktif pada RAPBN 2015 yang terdiri dari infrastruktur, kesehatan, dan kemiskinan ditengarai turun!" ujar Umar. "Dalam RAPBN yang diserahkan Presiden ke DPR 15 Agustus, belanja infrastruktur yang 2014 sebesar Rp206,6 triliun, 2015 menjadi hanya Rp169 triliun! Kesehatan dari Rp70,5 triliun turun jadi Rp68 triliun. Sedang untuk kemiskinan dari Rp134,5 triliun jadi Rp135 triliun, dengan inflasi 5,5% nilai riilnya turun!" (Kompas, 18/8) "Sedangkan untuk anggaran rutin naik signifikan!" tukas Amir. 

"Subsidi BBM dari 2014 Rp246,4 triliun, 2015 naik jadi Rp291 triliun. Belanja pegawai dari Rp262,9 triliun jadi Rp323 triliun. Transfer daerah, naik dari Rp596,5 triliun menjadi Rp630,9 triliun! Juga bayar bunga utang naik nyaris Rp20 triliun, dari Rp134,5 triliun menjadi Rp154 triliun! Itu belum ditambah bayar utang pokok, pada 2014 total nyaris Rp400 triliun!"

"Terkesan karena pemerintah sekarang cuma menyusun yang bakal menjalankan pemerintahan baru, RAPBN 2015 tidak menjaga kesinambungan program, yang sepanjang dua periode kepresidenan selalu menaikkan signifikan belanja ketiga sektor produktif, infrastruktur, kesehatan, dan kemiskinan!" timpal Umar. 

"Paradoksnya, Ketua Harian Partai Demokrat M. Syarief Hasan menyatakan akan mendukung pemerintahan baru jika melanjutkan program Presiden SBY. Nyatanya, mereka menyiapkan arah RAPBN berbeda!" "Begitulah politik, tak selalu sesuai kata dengan perbuatan!" tukas Amir. "Namun, seperti apa pun itu, pemerintahan baru dituntut untuk menyesuaikan dengan gaya kepemimpinan baru!" 

"Aksentuasinya yang membedakan 'rasa' pemerintahan baru dari yang lama! Misal, untuk menurunkan belanja pegawai dilakukan reformasi birokrasi! Subsidi BBM diturunkan dengan kebijakan harga!" timpal Umar. 

"Transfer daerah tak perlu dikurangi, tapi optimalisasi manfaatnya—bersihkan segala pemborosan dan kebocoran anggaran di daerah! Dengan kepemimpinan nasional yang kuat memberi teladan pola hidup sederhana, pengaruhnya ke bawah pasti besar!" 

"Lebih dari itu, dengan kepemimpinan nasional yang ideal ada dua hal bisa dioptimalkan di luar anggaran negara untuk memajukan pembangunan dan ekonomi! Yakni, investasi dan partisipasi!" tegas Amir. 

"Bahkan lewat partisipasi yang difasilitasi, warga bisa mengentaskan dirinya dari garis kemiskinan! Demikian pula investasi jika difasilitasi, dipermudah! Faktor pemimpin bisa mengubah sektor produktif yang diturunkan belanjanya, kinerjanya justru meningkat!" ***

0 komentar: