PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) dihadang dilema, pilihan sulit, dalam mengatasi konflik KPK-Polri. Kesulitan utamanya, antara mengikuti partai pendukung agar melantik Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri atau mengikuti kehendak rakyat membatalkan pelantikan Budi Gunawan.
Pada awal konflik yang terpicu oleh penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, rakyat langsung menyatu mendukung KPK dan mendesak Jokowi membatalkan pelantikan Budi Gunawan. Oleh berbagai serangan partai pendukung ke arah KPK dan pendukung KPK, posisi Jokowi terkesan dibuat jadi bertentangan dengan kehendak rakyat.
Jokowi pun bertindak cepat memperbaiki posisinya agar tak dipisahkan dari rakyat, yakni membentuk tim independen yang anggotanya mudah dikenali pro-KPK.
Tim independen pun segera menunjukkan warna bulunya, memberi rekomendasi ke Jokowi agar membatalkan pelantikan Budi Gunawan. Ini membuat partai pendukung berang.
Tak kepalang, politikus senior PDIP Pramono Anung yang menyerang tim independen itu tak punya dasar hukum.
Artinya, meski posisi Jokowi prorakyat sudah bisa kembali dicerminkan lewat tim independen bentukannya, dilema utama tentang Budi Gunawan belum selesai.
Untuk mendapatkan solusi pamungkas, Jokowi pun merangkul Prabowo, ketua umum Partai Gerindra sekaligus panutan Koalisi Merah Putih (KMP).
Dengan begitu, menurut pengamat politik UGM Arie Sudjito (Kompas.com, 30/1), Jokowi telah menyatukan dukungan rakyat dan dukungan Prabowo untuk mengimbangi tekanan partai pendukung.
Kini, Jokowi punya kekuatan cukup untuk menjalankan hak prerogatifnya.
Realisasi dukungan KMP itu cepat sekali. DPR yang sebelumnya mendesak Jokowi segera melantik Budi Gunawan dengan menekankan Plt. Kapolri waktunya harus dibatasi karena tak bisa membuat kebijakan strategis, pada hari yang sama dengan pertemuan Jokowi-Prabowo itu Ketua Komisi III Azis Syamsuddin dari KMP, menegaskan soal Budi Gunawan terserah Presiden Jokowi.
Azis Syamsuddin menegaskan tugas DPR sudah selesai dengan menyetujui penunjukan Budi, tapi ternyata kemudian menjadi tersangka gratifikasi. Padahal, sebelumnya kalangan DPR ada yang mengatakan pembatalan pelantikan Budi Gunawan tindakan merendahkan DPR. Akibatnya, Jokowi bisa dimakzulkan. Tampak dengan merangkul Prabowo, Jokowi bisa kembali ke orbit dukungan rakyat dalam mengatasi kekisruhan yang sempat tak kepalang ruwetnya! ***