HARGA bahan bakar minyak (BBM) yang telah turun 1 Januari 2015, mulai hari ini (19/1) turun lagi jadi premium Rp6.600/liter dan solar Rp6.400/liter. Harga itu disesuaikan harga minyak mentah dunia Selasa (13/1) West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 45,89 dolar AS per barel. (Kompas.com, 14/1)
Harga BBM turun dan turun lagi itu terjadi karena melimpahnya kelebihan pasokan minyak dunia, sementara OPEC tidak mau menurunkan pasokannya dari 30 juta barel per hari. Juga Rusia produksinya lebih 10 juta barel sehari, AS 9,3 juta barel per hari, Irak dan Libya berproduksi lagi, ditambah Iran, Mexico, dan sebagainya, hingga cadangan minyak serpih (shel oil) AS pada pekan berakhir 9 Januari menurut Bloomberg mencapai 384,1 juta barel.
Sejalan prediksi kalangan bank investasi, termasuk Goldman Sach, harga minyak dunia kuartal I 2015 masih bisa turun lagi, Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazroui mengakui tak bisa terus menjaga pada harga tertentu.
"Kami telah melihat kelebihan pasokan, terutama datang dari minyak serpih," kata Suhail.
Semua itu menunjukkan penurunan harga BBM dunia bisa jadi momentum. Barack Obama pidato di televisi menegaskan kelebihan minyak bumi ini merupakan kebangkitan energi sebagai power baru bagi Amerika. seperti power militer!
Sedang bagi Indonesia, momentum itu dimanfaatkan maksimal, jadi kesempatan untuk mengalihkan subsidi BBM di APBN ke pembangunan infrastruktur dan usaha peningkatan jaminan kesejahteraan rakyat lewat program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Undonesia Pintar (KIP).
Namun, dengan itu saja mungkin tidaklah cukup.
Lepasnya sebuah bangsa dari tekanan global yang dipikul semua elemen masyarakat itu, seperti AS yang dimaknai sebagai kebangkitan sebuah “power” baru bangsanya, jelas di kita perlu juga dibuat berbagai penyesuaian mengekspresikan kelegaan bebas dari tekanan itu!
Misalnya, tarif listrik yang dari dahulu ditandem dengan harga BBM, diturunkan—tak malah dinaikkan! Juga gas yang padanan BBM, bisa dibuat jauh lebih murah lagi!
Kalau momentum kelegaan turunnya harga BBM itu bisa disesuaikan ke semua bidang terkait, harapan Presiden Jokowi agar harga kebutuhan pokok ikut turun bersama turunnya harga BBM, mungkin akan bisa terwujud dengan sendirinya!
Tapi kalau berbagai tarif yang diatur pemerintah—dari listrik sampai penerbangan—malah naik, yang terjadi bisa sebaliknya! ***
0 komentar:
Posting Komentar