SENSUS 2011 menghasilkan 22 persen warga Birmingham, Inggris, beragama Islam. Hasil penelitian Hossein Askari, guru besar politik dan bisnis internasional Universitas George Washington, AS, Irlandia, Denmark, dan Luxemburg tiga teratas negara paling islami di dunia!
Hasil penelitian Askari dan sejawatnya Profesor Schehetadzade S Rehman itu dipublikasikan Global Economy Journal pada Juni 2014.
Menurut anggota senior Pusat Kebudayaan Islam Irlandia (ICCI) Ali Selim, di Irlandia diperkirakan 49 ribu warganya memeluk Islam. Umat muslim dan warga Irlandia lainnya hidup rukun berdampingan. Imigran muslim di Irlandia mendapatkan kesempatan sama untuk mengembangkan diri, termasuk dalam bidang ekonomi. (Kompas.com, 10-6-2014)
Sedang terkait Birmingham, stasiun televisi Fox News AS Minggu (18/1) meminta maaf karena narasumbernya saat wawancara terkait serangan teroris di Prancis, Steven Emerson, menyebut Birmingham adalah kota hanya untuk orang Islam, warga non-Islam sebaiknya tidak pergi ke sana. (Kompas.com, 19-1) Fox News minta maaf karena ucapan Birmingham mengerikan bagi nonmuslim itu jelas berlebihan.
Fenomena cerahnya Islam di Eropa itu juga terkesan kuat di Prancis, dengan 5 juta jiwa, populasi muslim terbesar di Eropa, disusul Jerman. Karena itu, bukan mustahil jika ada kelompok lain yang panik melihat pesatnya perkembangan Islam di Eropa itu sehingga jadi kalap, seperti Charlie Hebdo, atau demo massa antimuslim di Jerman belakangan ini.
Dengan fenomena sedemikian, jelas amat keliru jika merespons cercaan terhadap Islam itu dengan terorisme serangan bersenjata! Karena sepertti kata para ulama Prancis, akibatnya bisa seburuk teror 11 September 2001, menyulitkan umat Islam, terutama di negara-negara muslim sebagai minoritas!
Untuk itu, amat tepat langkah berbagai kelompok ulama di Eropa mengecam keras serangan teroris terhadap Charlie Hebdo dan penyanderaan di supermarket Yahudi, keduanya di Paris.
Atas segala kebencian itu, mungkin akan lebih kena jika diimbangi dengan gerakan sosialisasi nilai-nilai etika Islam yang toleran.
Misalnya, kebebasan berekspresi dipersilakan tapi tidak boleh menyakiti atau merugikan orang lain, karena sesuai etika universal, hak-hak orang lain harus selalu dihormati!
Eropa sebagai asal pengetahuan tentang etika, jika metode sosialisasinya tepat, kesepahaman bisa tercapai! Dengan itu diharapkan kesulitan yang acap dialami warga muslim Eropa bisa berkurang. ***
0 komentar:
Posting Komentar