DALAM diskusi ulang tahun ke-70 Arifin Panigoro, pendiri Medco Energi itu menyatakan yang dihadapi Indonesia bukan cuma krisis energi, melainkan juga bencana energi. Produksi minyak bumi nasional kita pada 2014 hanya 794 ribu barel per hari, dan diperkirakan 2025 tinggal 453 ribu barel per hari. (detikFinance, 14/3)
Gambaran bencana itu bisa dilihat pada konsumsi BBM nasional yang saat ini 1,5 juta barel per hari, dengan penambahan kendaraan bermotor 2 juta unit per tahun dan akan berlipat tambahnya!
"Penurunan produksi ini karena banyak hal, salah satunya cadangan minyak terbukti yang tersedia saat ini hanya 3,7 miliar barel," tegas Arifin. "Celakanya, upaya menambah cadangan minyak melalui eksplorasi sedang menurun akibat harga minyak dunia sedang anjlok!"
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebagai narasumber diskusi itu menyatakan krisis energi di Indonesia kini terjadi karena sektor energi menjadi bancakan politik. "Masalah energi nasional dalam 15 tahun ini terjadi, karena bagi-bagi kue kekuatan politik. Di situlah masalah besarnya," tegasnya.
Sudirman memberi contoh yang di depan mata, krisis listrik.
Proyek pembangkit listrik tak terselesaikan karena kontraktor listrik punya kedekatan dengan partai politik. Kontraktor yang dapat proyek bukan yang kapasitasnya baik, tapi yang punya kedekatan dengan partai politik. Ketika proyeknya mangkrak, saat PLN mau menegur atau memberi sanksi, yang ditegur (kontraktor) justru lebih galak!
Bahkan di subsektor gas, industri-industri kekurangan gas, akibat perusahaan yang mendapat kontrak hanya bermodal kertas, tak punya infrastruktur!
Bayangkan sepanjang 15 tahun terakhir sektor energi yang strategis bagi negara-bangsa dijadikan bancakan politik, dibagi-bagi sebagai kue kekuatan politik!
Bukan kemampuan teknis yang menentukan perolehan proyek dan pelaksanaan segala kewajiban negara melayani rakyat, tapi surat sakti kekuatan politik, jelas maslahat yang diharap, bencana yang didapat!
Pembenahan di sektor energi pun menjadi penentu untuk keluar dari situasi bencana cengkeraman berbagai jaringan mafia—yang menguasai setiap sendinya! Di migas sudah dibentuk tim khusus menata kembali pengelolaannya dipimpin ekonom Faisal Basri.
Tapi bagaimana dengan batu bara, yang dikuras secara nyaris tanpa aturan dari setiap lokasi depositnya? Dan berbagai sumber energi lainnya, yang tampak perlu pengaturan lagi dengan menyetop bancakan yang masih terus berlanjut! ***
0 komentar:
Posting Komentar