SABDA Yellen, Gubernur Federal Reserve Bank atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Rabu malam (18/3 waktu New York) yang belum memastikan kenaikan suku bunga acuan The Fed Juni 2015, cukup melegakan dunia!
Rupiah yang tertekan hingga 13.200/dolar AS oleh isu rencana kenaikan suku bunga The Fed, langsung menguat meninggalkan level 13.000, meski Kamis sore ditutup 13.057 dan Jumat pagi dibuka Rp13.066/dolar AS.
Janet Yellen, perempuan berwajah bulat kelahiran 13 Agustus 1946 di New York ini, memimpin The Fed sejak 3 Februari 2014, menggantikan Ben Bernanke.
Sebelumnya, sejak 4 Oktober 2010 Yellen menjadi wakil Ben di The Fed. Sebelum itu, sejak 14 Juni 2004, Yellen menjadi presiden di Federal Reserve Bank of San Francisco.
Sebagai ekonom yang pro-Partai Demokrat, Yellen menjadi Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Presiden Clinton, 18 Februari 1997—3 Agustus 1999. (wikipedia.org)
Perempuan yang paling berpengaruh di sektor keuangan dunia itu menikah dengan George Akerlof, guru besar di Berkeley, penerima penghargaan Nobel bidang ekonomi.
Yellen meraih Ph.D. ilmu ekonomi di Yale University (1971) dengan salah satu promotornya Joseph Stiglitz—penerima Nobel ekonomi 2001.
Euforia menyambut penundaan kenaikan suku bunga The Fed di pasar ternyata hanya terjadi sejenak. Indeks dolar AS atas mata uang utama dunia kembali naik Kamis sore (waktu AS), hingga kelegaan yang meluas kembali ke wait and see.
Itu terjadi karena sabda Yellen bisa ditafsirkan dengan berbagai versi, selain banyak yang merujuk dasar pengambilan keputusan Komisi Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committe—FOMC) penentu kebijakan The Fed, bahwa kondisi ekonomi AS bulan terakhir tak sebaik bulan-bulan sebelumnya.
Meski begitu dahsyatnya pengaruh Yellen di dunia hingga penafsiran atas sabdanya bisa beraneka variasi, tetapi gaji sang Gubernur ditetapkan oleh Kongres AS bukanlah yang tertinggi di The Fed. Gaji tertinggi di The Fed 312.00 dolar AS (Rp4 miliar per tahun, per bulan sekitar Rp338 juta). Sedang Yellen hanya menerima gaji 201.700 dolar AS setahun (Rp2,6 miliar atau Rp218 juta per bulan).
Tak jauh dari gaji Gubernur BI sekitar Rp200 juta per bulan. (detik.com, 20/3)
Yellen menjadikan dolar sangat kuat setelah membantu Bernanke memulihkan dari kondisinya yang terpuruk akibat krisis keuangan 2008. Kuncinya, justru pada pelitnya Yellen bicara sehingga sepotong ucapannya bisa ditafsirkan beraneka macam—membuat gelagat dolar AS sukar ditebak! ***
0 komentar:
Posting Komentar