SETELAH Presiden Joko Widodo usai pidato kenegaraan di DPR mengelak dari prosesi menandatangani prasasti sebagai tanda dimulainya tujuh proyek DPR senilai Rp1,6 triliun, akhir pekan lalu, muncul berita anggaran kasur untuk rumah dinas anggota DPR sebesar Rp12 miliar.Orang bisa terkejut mendengar “belasan miliar” hanya untuk beli kasur anggota DPR. Padahal sebenarnya, belanja terakhir inilah yang paling betul memenuhi kebutuhan para legislator untuk mengakhiri kegamangan orientasinya pada kepentingan rakyat.
Selama ini para anggota DPR selalu disoroti orientasinya pada rakyat terkesan gamang karena lebih cenderung berorientasi pada kepentingan dan nikmat dirinya saja, seolah hanya menjalani mimpinya sendiri dalam tugasnya mewakili rakyat. Hal itu bisa terjadi karena mimpinya salah tempat, bukan di tempat tidur, melainkan di tempat kerja.
Mimpi salah tempat terjadi karena mimpinya di tempat tidur belum tuntas dan terbawa ke tempat kerja.
Impiannya sering terpotong akibat kasur tempatnya tidur kurang nyaman. Karena itu, agar impiannya tuntas di tempat tidur hingga tak berlanjut ke tempat kerja, untuk anggota DPR diperlukan kasur bagus yang nikmat agar mereka bisa puas tidur menuntaskan semua impiannya. Dengan demikian, kegamangan dirinya berakhir dan orientasinya terhadap kepentingan rakyat jadi sepenuhnya.
Jadi, kasur terbaik itu merupakan substitusi atau pengganti dari kebutuhan yang ditarik Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR dari pernyataan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tentang relevansi tujuh proyek DPR untuk memperkuat otak Dewan.
Fahri Hamzah dalam transkrip yang dikutip detik-news (20/8) menyatakan, "Bayangkan, dalam tradisi demokrasi Anda harus memperkuat otak daripada Dewan itu, karena orang dalam demokrasi itu tidak dipilih karena disukai oleh pimpinan negara atau ditunjuk oleh presiden, tapi dipilih oleh rakyatnya sendiri. Bukan karena dia cerdas, melainkan rakyat suka dia, makanya kadang-kadang banyak orang juga datang ke DPR ini tidak cerdas, kadang-kadang mungkin kita bilang rada-rada beloon begitu.
"
Simpul BURT cukup tepat. Untuk memperkuat otak para anggota DPR agar konsentrasi pikirannya bisa penuh pada tugasnya sebagai wakil rakyat, terpenting adalah fisik dan otaknya bugar berkat puas tidur nikmat hingga impian tuntas. Selanjutnya, untuk menguatkan orientasi pada kepentingan rakyat itu, partai menggiatkan dan mengawasi pelaksanaan etika berpolitik para legislator—bukan malah KPK yang mengawasinya. ***
0 komentar:
Posting Komentar