SELAMA pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) hingga 2019 Indonesia akan menambah jalan tol sepanjang 1.060 kilometer (km). Itu 220 km lebih panjang dari pencapaian infrastruktur di Tanah Air selama 40 tahun sampai 2014, yang telah membangun jalan tol sepanjang 840 km.
"Pembangunan infrastruktur jalan tol tersebut berbarengan dengan jalan nasional sepanjang 2.600 km, dan jalan tol trans-Jawa," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. (Kompas.com, 4/11)
Menurut Basuki, digenjotnya pembangunan infrastruktur ini karena Indonesia merupakan negara dengan potensi sumber daya alam terbesar di Asia Tenggara. Jika kondisi infrastruktur memadai, pertumbuhan ekonomi akan ikut bergerak ke tingkat yang lebih tinggi. "Selama ini kondisi infrastruktur tidak memadai. Padahal Indonesia punya peluang besar," tegas Basuki. Pernyataan Basuki bahwa infrastruktur termasuk jalan tol mendorong pertumbuhan ekonomi telah dibuktikan Tiongkok.
Setelah membangun 60 ribu km jalan tol, ekonomi negeri berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu tumbuh double digit (di atas 10%) per tahun selama dekade lalu. Bahkan, ketika dunia tenggelam krisis sejak buble economy AS meletus hingga krisis Eropa, Tiongkok tetap tumbuh 7%.
Ironisnya, Pemerintah Indonesia sebelumnya cenderung menelantarkan infrastruktur justru guna mengalihkan dananya mendorong pertumbuhan ekonomi lewat konsumsi. Karena itu, program konsumtif semakin menonjol, hingga pada 2014 konsumsi mendominasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia 63%, sedang produksi dan investasi hanya sisanya. Pemerintahan Jokowi-JK “kembali ke jalan yang benar” dengan berusaha membuat keseimbangan basis pertumbuhan antara produksi dan konsumsi, didukung investasi. Untuk itu, infrastruktur yang sempat ditelantarkan hingga hancur di banyak daerah kembali dibangun.
Seiring itu, membangun ruas baru untuk membuka isolasi yang dialami warganya sejak bumi terbentang. Salah satu ruas baru untuk membuka isolasi, menurut Basuki, pembangunan trans-Papua dikerjakan sepanjang 4.000 km sampai dengan 2018.
Sedang perbatasan di Kalimantan sepanjang 1.672 km yang menghubungkan Aru di Kalimantan Barat sampai Long Midang di Kalimantan Utara ditargetkan selesai 2018.
Semua itu Jokowi lakukan dengan serius, seperti pembangunan jalan tol trans-Sumatera, hari ini dia tinjau ke Lampung untuk ketiga kalinya sejak groundbreaking 30 April 2015. ***
Menurut Basuki, digenjotnya pembangunan infrastruktur ini karena Indonesia merupakan negara dengan potensi sumber daya alam terbesar di Asia Tenggara. Jika kondisi infrastruktur memadai, pertumbuhan ekonomi akan ikut bergerak ke tingkat yang lebih tinggi. "Selama ini kondisi infrastruktur tidak memadai. Padahal Indonesia punya peluang besar," tegas Basuki. Pernyataan Basuki bahwa infrastruktur termasuk jalan tol mendorong pertumbuhan ekonomi telah dibuktikan Tiongkok.
Setelah membangun 60 ribu km jalan tol, ekonomi negeri berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu tumbuh double digit (di atas 10%) per tahun selama dekade lalu. Bahkan, ketika dunia tenggelam krisis sejak buble economy AS meletus hingga krisis Eropa, Tiongkok tetap tumbuh 7%.
Ironisnya, Pemerintah Indonesia sebelumnya cenderung menelantarkan infrastruktur justru guna mengalihkan dananya mendorong pertumbuhan ekonomi lewat konsumsi. Karena itu, program konsumtif semakin menonjol, hingga pada 2014 konsumsi mendominasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia 63%, sedang produksi dan investasi hanya sisanya. Pemerintahan Jokowi-JK “kembali ke jalan yang benar” dengan berusaha membuat keseimbangan basis pertumbuhan antara produksi dan konsumsi, didukung investasi. Untuk itu, infrastruktur yang sempat ditelantarkan hingga hancur di banyak daerah kembali dibangun.
Seiring itu, membangun ruas baru untuk membuka isolasi yang dialami warganya sejak bumi terbentang. Salah satu ruas baru untuk membuka isolasi, menurut Basuki, pembangunan trans-Papua dikerjakan sepanjang 4.000 km sampai dengan 2018.
Sedang perbatasan di Kalimantan sepanjang 1.672 km yang menghubungkan Aru di Kalimantan Barat sampai Long Midang di Kalimantan Utara ditargetkan selesai 2018.
Semua itu Jokowi lakukan dengan serius, seperti pembangunan jalan tol trans-Sumatera, hari ini dia tinjau ke Lampung untuk ketiga kalinya sejak groundbreaking 30 April 2015. ***
0 komentar:
Posting Komentar