BBCA—PT Bank Central Asia Tbk—jadi pelopor penerapan suku bunga rendah di Indonesia dengan menurunkan suku bunga deposito menjadi 5% berlaku mulai 16 Maret 2016. Ini turun 2,5% dari suku bunga deposito BCA yang pada awal 2015 masih 7,5%, atau saat ini 2% di bawah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 7%. (Metrotvnews, 16/3/2016)
Suku bunga deposito 5% itu jauh di bawah rata-rata suku bunga deposito bank di Indonesia yang saat ini 7,51%. (kompas.com, 14/3/2016) Atau malah lebih dekat ke suku bunga acuan bank sentral Tiongkok (Bank of China) yang saat ini pada 4,35%.
Suku bunga 5% itu terwujud setelah dalam 2016 ini BCA menurunkan suku bunga 0,25% dua kali, dan pada 2015 sejak Februari hingga Oktober menurunkan delapan kali 0,25%.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan Rabu (16/3/2016), penurunan suku bunga deposito ini sebagai respons terhadap kebijakan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) Primer oleh BI dari 7,5% menjadi 6,5%, dari mana BCA mendapat dana segar Rp4 triliun. Ini yang dijadikan pendukung kebijakan bunga rendah.
Sebagai pelopor suku bunga rendah, terutama mewujudkan suku bunga kredit single digit seperti diharapkan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak 9 Februari 2016 BCA telah menerapkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) pada 9%, dengan diskon 0,5% pada masa bunga floating. Suku bunga single digit lain yang sudah terwujud adalah suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang juga pada 9%, tapi ini berkat subsidi pemerintah atas bunga KUR yang sesungguhnya 22%.
Agar suku bunga kredit single digit bisa diikuti jenis-jenis kredit lainnya, saat ini suku bunga kredit di Indonesia menurut BI rata-rata 12,83%, tergantung pada lanjutan kebijakan BI dalam pelonggaran moneter. Usaha OJK menuju suku bunga single digit lewat mengatur net interest margin (NIM) mungkin takkan bisa serta-merta jika BI rate tetap tinggi seperti sekarang, 7%.
BI rate selalu ditetapkan sekitar 300 basis poin di atas tingkat inflasi. Seperti Februari 2016 data BPS inflasi sekitar 3,59%, BI rate 7%, jadi rentangnya (spread) sebesar 341 basis poin. Sedang di negara-negara tetangga, Thailand, Malaysia, dan Filipina, dalam lima tahun terakhir rentang antara inflasi dan suku bunga acuan rata-rata hanya 50 basis poin. (kompas.com, idem)
Tampak ruang tempat BI bisa berkreasi menciptakan suku bunga single digit. Sekalian agar pengusaha Indonesia tak kalah daya saing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN! ***
Suku bunga 5% itu terwujud setelah dalam 2016 ini BCA menurunkan suku bunga 0,25% dua kali, dan pada 2015 sejak Februari hingga Oktober menurunkan delapan kali 0,25%.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan Rabu (16/3/2016), penurunan suku bunga deposito ini sebagai respons terhadap kebijakan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) Primer oleh BI dari 7,5% menjadi 6,5%, dari mana BCA mendapat dana segar Rp4 triliun. Ini yang dijadikan pendukung kebijakan bunga rendah.
Sebagai pelopor suku bunga rendah, terutama mewujudkan suku bunga kredit single digit seperti diharapkan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak 9 Februari 2016 BCA telah menerapkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) pada 9%, dengan diskon 0,5% pada masa bunga floating. Suku bunga single digit lain yang sudah terwujud adalah suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang juga pada 9%, tapi ini berkat subsidi pemerintah atas bunga KUR yang sesungguhnya 22%.
Agar suku bunga kredit single digit bisa diikuti jenis-jenis kredit lainnya, saat ini suku bunga kredit di Indonesia menurut BI rata-rata 12,83%, tergantung pada lanjutan kebijakan BI dalam pelonggaran moneter. Usaha OJK menuju suku bunga single digit lewat mengatur net interest margin (NIM) mungkin takkan bisa serta-merta jika BI rate tetap tinggi seperti sekarang, 7%.
BI rate selalu ditetapkan sekitar 300 basis poin di atas tingkat inflasi. Seperti Februari 2016 data BPS inflasi sekitar 3,59%, BI rate 7%, jadi rentangnya (spread) sebesar 341 basis poin. Sedang di negara-negara tetangga, Thailand, Malaysia, dan Filipina, dalam lima tahun terakhir rentang antara inflasi dan suku bunga acuan rata-rata hanya 50 basis poin. (kompas.com, idem)
Tampak ruang tempat BI bisa berkreasi menciptakan suku bunga single digit. Sekalian agar pengusaha Indonesia tak kalah daya saing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN! ***
0 komentar:
Posting Komentar