Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Panglima TNI Ingatkan Proxy War!

PANGLIMA TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan Proxy War merupakan ancaman yang sedang dan akan dihadapi bangsa Indonesia. Ancaman tersebut sudah berada dan melanda semua lini kehidupan bernegara, berbangsa, bahkan sudah hadir di tengah kehidupan keluarga.

Dalam Proxy War, semua kejadian didesain dan dikendalikan dari luar oleh tangan-tangan tak terlihat dengan memanfaatkan orang dalam. "Sehingga hal ini tidak disadari bahwa bangsa Indonesia sedang menuju ke kehancuran," ujar Gatot. (NBC-Indonesia/fb, 28/2/2016) 

Kejadian-kejadian yang terkait ancaman tersebut, menurut Gatot, seperti demo anarki buruh perusahaan, tawuran pelajar dan mahasiswa yang berujung pembakaran fasilitas kampus, adu domba memecah belah TNI-Polri, memecah belah parpol, rekayasa sosial dengan memanfaatkan media, dan maraknya penyalahgunaan narkoba. 

Pesan itu disampaikan Gatot dalam pembekalan Calon Kader Amanat Utama PAN di Bogor, Sabtu (27/2/2016). Ia meyakini di mana pun politik bercita-cita mulia untuk menyejahterakan rakyat. Jika politik tidak benar itu hanya perilaku perorangan karena tergiur kekuasaan semata. 

Pesan Panglima TNI ini relevan mengingat kegaduhan yang dibuat elite politik tak kunjung henti sejak usai Pemilu Legislatif 2014. Kegaduhan yang tiada henti bukan saja menyita perhatian pengelola negara hingga terombang-ambing oleh tarik-menarik kepentingan elite politik, melainkan juga menguras energi publik untuk mempertahankan prinsip-prinsip dari penyimpangan oleh kepentingan sempit elite politik yang semata berorientasi kekuasaan. 

Akibatnya, pengelola negara dan masyarakat jadi kurang fokus terhadap ancaman Proxy War yang melanda negerinya sehingga tiba-tiba terkejut jutaan orang sudah jadi pemakai narkoba, atau LGBT dapat batuan lebih Rp100 miliar dari lembaga asing—menjadi bukti kebenaran dalil Proxy War Panglima TNI, bahwa Proxy War dikendalikan dari luar oleh invisible hands dengan memakai orang dalam. 

Jika pengelola negara terus terombang-ambing ayunan tarik-menarik kepentingan elite politik sehingga berbagai ancaman lolos, masyarakat harus tetap mewaspadai ancaman Proxy War yang sudah menyasar keluarga. Ancaman tersebut memengaruhi penilaian untuk mengurangi sikap antipati terhadap pelanggaran moral, hingga akhirnya melunak jadi menerimanya sebagai kodrat alam. Ketika sikap antipati terhadap pelanggaran moral itu berubah jadi simpati, pernyataan Panglima TNI bahwa Indonesia sedang menuju kehancuran sudah berproses. ***

0 komentar: