Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Harga Minyak Naik ke 40 Dolar AS!

HARGA minyak dunia melonjak ke level 40 dolar AS per barel, setelah Jumat (18/3/2016 WIB) di pasar New York harga minyak standar AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April ditransaksikan 40,20 dolar AS per barel. Sementara di London, harga minyak Brent North Sea untuk pengiriman Mei, patokan Eropa, naik jadi 41,54 dolar AS per barel. (Antara, 18/3/2016)

Menurut Bob Yawger dari Mizuho Securities USA, reli harga minyak ini karena adanya sinyal kebijakan The Fed, termasuk mempertimbangkan kembali laju kenaikan suku bunga AS selanjutnya. Langkah The Fed itu menyeret dolar AS lebih rendah terhadap mata uang utama lainnya, sehingga mengangkat harga minyak mentah dalam mata uang AS. 


Juga relevan dengan reli itu, laporan mingguan Badan Informasi Energi AS (EIA) yang dirilis Rabu, produksi minyak mentah AS merosot 10 ribu barel menjadi 9,068 juta barel per hari pekan sebelumnya. Sehingga, stok minyak mentah AS meningkat kurang dari yang diharapkan. Stok minyak mentah pekan sebelumnya itu naik 1,3 juta barel menjadi 523,2 juta barel, bertambah 64,7 juta barel dari satu tahun sebelumnya. 


Peningkatan harga minyak yang sejak awal Maret telah meninggalkan level 20-an dolar AS per barel, menyulut gairah baru pasar saham global. Peningkatan harga minyak dan saham di bursa global awal Maret itu bersinergi berkat rilis data tenaga kerja nonpertanian (nonfarm payrol) AS yang sangat menggembirakan yaitu 232 ribu sehingga mengurangi kekhawatiran terhadap situasi ekonomi terbesar dunia ini. 

Efek positif redanya kekhawatiran itu juga meningkatkan optimisme terhadap kenaikan suku bunga AS yang justru memacu reli harga saham global. Masih pada awal Maret itu, indeks S&P menguat hingga mencapai level tertinggi dalam hampir dua bulan terakhir. (Metrotvnews, 8/3/2016) 

IHSG juga terbawa dalam reli bursa saham global. Dari akhir 2015 di bawah 4.500, IHSG terus meroket hingga Jumat akhir pekan (18/3/2016) ditutup pada 4.885, atau semakin dekat ke level 5.000. Dukungan penurunan BI Rate menjadi 6,75% Jumat itu dan penurunan bertahap selanjutnya, diharapkan menopang penguatan IHSG hingga ke posisi 17 April 2015, di level 5.500. 

Menguatnya harga minyak itu juga berkat membaiknya ekonomi dunia dengan melonggarnya likuiditas buah suku bunga negatif bank sentral Eropa (ECB), bank sentral Jepang (BoJ), serta bank sentral Swedia, Denmark dan Swiss. Longgarnya likuiditas itu pula yang memperkuat rupiah hingga ke level Rp13.000 per dolar AS pekan ini. ***

0 komentar: