SILAKAN cari di Google “Einstein Takengon”. Anda akan mendapatkan berbagai tulisan tentang terbuktinya kebenaran teori relativitas Albert Einstein lewat gerhana matahari total (GMT) 9 Mei 1929 di Takengon, Aceh Tengah.
GMT 1929 cukup lama, 5 menit totalitas, menjadi momen tepat untuk menguji teori Relativitas Einstein tentang defleksi atau pembelokan cahaya bintang ketika melewati matahari. Saat GMT dari bumi langit gelap, posisi matahari sedang berada di antara banyak bintang sehingga cukup banyak objek buat meneliti benarkah cahaya bintang membelok (melengkung) ketika melewati matahari. (detik.com, 17/2/2016)
Win Wan Nur, putra Takengon, alumnus Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, menuturkan (Kompas.com, 6/3/2016) usaha pembuktian kebenaran teori relativitas dari Einstein itu dilakukan Erwin Finlay-Freundlich, fisikawan muda tangan kanan Einstein pada GMT 10 Oktober 1912 di Brasil. Juga saat Perang Dunia Pertama ia nekat ke Crimea saat terjadi GMT. Tapi kedua pengamatan itu hasilnya mengecewakan.
Akhirnya pada GMT 29 Mei 1919 tim pengamat dari observatorium Greenwich (Inggris) dipimpin Arthur Eddington, membuktikan kebenaran teori Einstein itu. Tapi salah satu prasyarat sebuah kesimpulan ilmiah bisa diterima adalah pengamatan itu bisa diulang dengan hasil yang sama. Barulah setelah 10 tahun kemudian, pada GMT 9 Mei 1929 di Takengon, Aceh Tengah, pembuktian kebenaran teori Relativitas Einstein itu bisa diulang dengan hasil sama.
GMT 1929 itu menarik banyak astronom ke Takengon. Salah satunya, seperti diberitakan mingguan berbahasa Belanda Sumatera Post edisi 18 April 1929, tim peneliti dari Observatorium Postdam, Jerman, dipimpin astrografer Harald von Kluber.
Kluber pakar fisika matahari penggagas "Einsteintrum" atau Menara Einstein, teleskop matahari yang dibuat khusus untuk menguji teori Relativitas Einstein. Ia mengambil topik penelitian Menentukan "Defleksi Einstein" Bintang-Bintang di Dekat Matahari saat GMT. Mendukung tim Kluber, pemerintah Hindia Belanda menyiapkan lokasi dan transportasi sejak dua pekan sebelum GMT, tulis Algemen Handelsblaad 16 Februari 1929. Hasil pengamatan Kluber di Takengon menjadi pembenar akhir teori Relativitas Einstein.
Terkait GMT 9 Maret 2016, Win Wan Nur membayangkan di Takengon dibangun venue untuk mengenang sejarah pembuktian teori Relativitas Einstein, misalnya sebuah observatorium. Sayang, pemerintah kita belum scientific oriented untuk itu. ***
Win Wan Nur, putra Takengon, alumnus Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, menuturkan (Kompas.com, 6/3/2016) usaha pembuktian kebenaran teori relativitas dari Einstein itu dilakukan Erwin Finlay-Freundlich, fisikawan muda tangan kanan Einstein pada GMT 10 Oktober 1912 di Brasil. Juga saat Perang Dunia Pertama ia nekat ke Crimea saat terjadi GMT. Tapi kedua pengamatan itu hasilnya mengecewakan.
Akhirnya pada GMT 29 Mei 1919 tim pengamat dari observatorium Greenwich (Inggris) dipimpin Arthur Eddington, membuktikan kebenaran teori Einstein itu. Tapi salah satu prasyarat sebuah kesimpulan ilmiah bisa diterima adalah pengamatan itu bisa diulang dengan hasil yang sama. Barulah setelah 10 tahun kemudian, pada GMT 9 Mei 1929 di Takengon, Aceh Tengah, pembuktian kebenaran teori Relativitas Einstein itu bisa diulang dengan hasil sama.
GMT 1929 itu menarik banyak astronom ke Takengon. Salah satunya, seperti diberitakan mingguan berbahasa Belanda Sumatera Post edisi 18 April 1929, tim peneliti dari Observatorium Postdam, Jerman, dipimpin astrografer Harald von Kluber.
Kluber pakar fisika matahari penggagas "Einsteintrum" atau Menara Einstein, teleskop matahari yang dibuat khusus untuk menguji teori Relativitas Einstein. Ia mengambil topik penelitian Menentukan "Defleksi Einstein" Bintang-Bintang di Dekat Matahari saat GMT. Mendukung tim Kluber, pemerintah Hindia Belanda menyiapkan lokasi dan transportasi sejak dua pekan sebelum GMT, tulis Algemen Handelsblaad 16 Februari 1929. Hasil pengamatan Kluber di Takengon menjadi pembenar akhir teori Relativitas Einstein.
Terkait GMT 9 Maret 2016, Win Wan Nur membayangkan di Takengon dibangun venue untuk mengenang sejarah pembuktian teori Relativitas Einstein, misalnya sebuah observatorium. Sayang, pemerintah kita belum scientific oriented untuk itu. ***
0 komentar:
Posting Komentar