RENDAHNYA perhatian dunia terhadap isu Palestina membuat Israel makin ganas menindas rakyat Palestina. Keprihatinan 56 negara anggota OKI terhadap nasib rakyat Palestina itu mendorong diadakannya KTT OKI di Jakarta pada 6—7 Maret 2016 ini.
Penindasan Israel terhadap rakyat Palestina itu, seperti dilaporkan badan kemanusiaan PBB yang dikutip AFP, Jumat (4/3/2016), tentara Israel menghancurkan puluhan gedung perumahan, termasuk sekolah milik warga Palestina di Desa Khirbet Tana, Tepi Barat bagian utara, pada Rabu (2/3/2016) waktu setempat.
Total ada 41 gedung yang dihancurkan. Sedikitnya, menurut PBB, 10 keluarga Palestina yang terdiri dari 36 orang, termasuk 11 anak-anak, kehilangan tempat tinggal (detiknews, 4/3/2016).
Militer Israel secara rutin menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel. Koordinator PBB untuk perundingan damai Timur Tengah, Nikolay Mladenov, menyebut penghancuran oleh militer Israel meningkat tiga kali lipat sejak awal tahun ini.
"Sejak awal 2016, Israel telah menghancurkan sekitar 29 gedung milik Palestina setiap minggunya atau tiga kali lebih banyak dari rata-rata tiap minggu pada 2015," ujar Mladenov.
Pada 2010, tentara Israel juga membuldoser banyak rumah di wilayah Khirbet Tana yang dihuni warga Palestina.
Penghancuran yang dilakukan tentara Israel sekarang jauh lebih parah. Pekan lalu, otoritas Uni Eropa mengecam otoritas Israel setelah sebuah sekolah yang didanai Pemerintah Prancis dihancurkan tentara Israel.
Tentara Israel secara membabi-buta menghancurkan gedung-gedung terkait warga Palestina karena lemahnya perhatian dunia atas isu Palestina. Otoritas Israel juga main tangkap dan menahan warga Palestina tanpa dakwaan.
Awal Maret 2016, Palestinian Prisoners Club, sebuah NGO, dikutpf AFP (1/3/2016) menyatakan dalam 10 hari terakhir 84 warga Palestina telah ditahan dengan prosedur kontroversial tersebut. Mereka bisa ditahan tanpa persidangan dan dakwaan selama enam bulan, yang bisa diperpanjang (detiknews, 1/3/2016).
Jumat, 26 Februari 2016 lalu, jurnalis Palestina, Mohammed al-Qiq, mengakhiri mogok makan yang telah ia lakukan 94 hari sebagai protes atas penahanan dia tanpa persidangan dan dakwaan itu. Qiq mengakhiri mogok makannya setelah otoritas Israel setuju membebaskannya Mei mendatang.
Untuk itu, mampukah KTT OKI di Jakarta, 6—7 Maret 2016, mengangkat kembali isu Palestina ke pentas dunia sehingga penindasan Israel terhadap warga Palestina bisa diakhiri? ***
Total ada 41 gedung yang dihancurkan. Sedikitnya, menurut PBB, 10 keluarga Palestina yang terdiri dari 36 orang, termasuk 11 anak-anak, kehilangan tempat tinggal (detiknews, 4/3/2016).
Militer Israel secara rutin menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel. Koordinator PBB untuk perundingan damai Timur Tengah, Nikolay Mladenov, menyebut penghancuran oleh militer Israel meningkat tiga kali lipat sejak awal tahun ini.
"Sejak awal 2016, Israel telah menghancurkan sekitar 29 gedung milik Palestina setiap minggunya atau tiga kali lebih banyak dari rata-rata tiap minggu pada 2015," ujar Mladenov.
Pada 2010, tentara Israel juga membuldoser banyak rumah di wilayah Khirbet Tana yang dihuni warga Palestina.
Penghancuran yang dilakukan tentara Israel sekarang jauh lebih parah. Pekan lalu, otoritas Uni Eropa mengecam otoritas Israel setelah sebuah sekolah yang didanai Pemerintah Prancis dihancurkan tentara Israel.
Tentara Israel secara membabi-buta menghancurkan gedung-gedung terkait warga Palestina karena lemahnya perhatian dunia atas isu Palestina. Otoritas Israel juga main tangkap dan menahan warga Palestina tanpa dakwaan.
Awal Maret 2016, Palestinian Prisoners Club, sebuah NGO, dikutpf AFP (1/3/2016) menyatakan dalam 10 hari terakhir 84 warga Palestina telah ditahan dengan prosedur kontroversial tersebut. Mereka bisa ditahan tanpa persidangan dan dakwaan selama enam bulan, yang bisa diperpanjang (detiknews, 1/3/2016).
Jumat, 26 Februari 2016 lalu, jurnalis Palestina, Mohammed al-Qiq, mengakhiri mogok makan yang telah ia lakukan 94 hari sebagai protes atas penahanan dia tanpa persidangan dan dakwaan itu. Qiq mengakhiri mogok makannya setelah otoritas Israel setuju membebaskannya Mei mendatang.
Untuk itu, mampukah KTT OKI di Jakarta, 6—7 Maret 2016, mengangkat kembali isu Palestina ke pentas dunia sehingga penindasan Israel terhadap warga Palestina bisa diakhiri? ***
0 komentar:
Posting Komentar