LEBIH dari 200 perusahaan berskala nasional dan global membuka “lapak” di Hotel Estrel Berlin untuk merekrut karyawan profesional, mendukung pemerintah Jerman yang hari itu membuka bursa kerja buat pengungsi asal kawasan konflik Asia, Suriah, Irak, Afghanistan, dan Pakistan. Lebih dari 4.000 pengungsi memanfaatkan kesempatan itu.
"Ada banyak perusahaan yang ingin memberi kesempatan bekerja di negeri ini untuk mereka. Dan, ada keinginan besar dari mereka untuk mendapatkan pekerjaan di Jerman," ujar juru bicara Badan Tenaga Kerja Federal Jerman, Christian Henkes. (Kompas.com, 1/3/2016)
Berbagai perusahaan berpartisipasi. Dari berskala internasional Marriot, yang mengelola empat hotel di Berlin, sampai Bio Company yang mengelola sejumlah toko sembako organik di Berlin, pebisnis online, jaringan supermarket, toko bunga, perusahaan konstruksi, wisata, keamanan, obat-obatan, hingga industri teknologi informasi.
Di balik itu layak dicatat, populasi Jerman kini menua dan negeri itu menghadapi krisis tenaga kerja. Jika para pengungsi berintegrasi lewat pekerjaan, bisa menjadi solusi yang menguntungkan kedua pihak.
Para pengusaha Jerman berharap pengungsi yang baru datang sebagian besar berusia muda, akan mengisi kekosongan tenaga kerja di negeri tersebut.
Sepanjang 2015, Jerman menampung 1,1 juta pengungsi asal Suriah, Irak, Afghanistan, Pakistan, dan Afrika Utara. Namun, bursa kerja tersebut khusus buat pengungsi asal Asia. Sedang pendatang asal Afrika Utara justru dalam proses dideportasi kembali ke negerinya lewat kesepakatan dengan pemerintah negara asal mereka, Maroko, Aljazair, dan Tunisia, akibat pada malam tahun baru lalu di Kota Koln sebagian dari mereka membuat kerusuhan pelecehan seks massal.
Tanpa insiden yang membuat masyarakat Jerman marah kepada pendatang asal Afrika Utara itu, sebenarnya Pemerintah Jerman ramah kepada pendatang, terutama yang ingin memanfatkan pendidikan gratis di negeri itu. Dan menjadi hal lazim di Jerman, mahasiswa asing kuliah sambil bekerja karena tenaga muda memang mereka butuhkan.
Julianne Hensel, yang merekrut dua warga Pakistan sebagai satpam di perusahaan City Schutz, kepada AFP mengatakan salah satu hal yang harus dikuasai para pencari kerja adalah bahasa setempat. Dua pria Pakistan itu tiba di Jerman setahun lalu, menggunakan waktunya belajar bahasa untuk membantu mereka mendapatkan pekerjaan.
Mau kuliah gratis sambil bekerja, cobalah ke Jerman. Asal tak membuat onar! ***
Berbagai perusahaan berpartisipasi. Dari berskala internasional Marriot, yang mengelola empat hotel di Berlin, sampai Bio Company yang mengelola sejumlah toko sembako organik di Berlin, pebisnis online, jaringan supermarket, toko bunga, perusahaan konstruksi, wisata, keamanan, obat-obatan, hingga industri teknologi informasi.
Di balik itu layak dicatat, populasi Jerman kini menua dan negeri itu menghadapi krisis tenaga kerja. Jika para pengungsi berintegrasi lewat pekerjaan, bisa menjadi solusi yang menguntungkan kedua pihak.
Para pengusaha Jerman berharap pengungsi yang baru datang sebagian besar berusia muda, akan mengisi kekosongan tenaga kerja di negeri tersebut.
Sepanjang 2015, Jerman menampung 1,1 juta pengungsi asal Suriah, Irak, Afghanistan, Pakistan, dan Afrika Utara. Namun, bursa kerja tersebut khusus buat pengungsi asal Asia. Sedang pendatang asal Afrika Utara justru dalam proses dideportasi kembali ke negerinya lewat kesepakatan dengan pemerintah negara asal mereka, Maroko, Aljazair, dan Tunisia, akibat pada malam tahun baru lalu di Kota Koln sebagian dari mereka membuat kerusuhan pelecehan seks massal.
Tanpa insiden yang membuat masyarakat Jerman marah kepada pendatang asal Afrika Utara itu, sebenarnya Pemerintah Jerman ramah kepada pendatang, terutama yang ingin memanfatkan pendidikan gratis di negeri itu. Dan menjadi hal lazim di Jerman, mahasiswa asing kuliah sambil bekerja karena tenaga muda memang mereka butuhkan.
Julianne Hensel, yang merekrut dua warga Pakistan sebagai satpam di perusahaan City Schutz, kepada AFP mengatakan salah satu hal yang harus dikuasai para pencari kerja adalah bahasa setempat. Dua pria Pakistan itu tiba di Jerman setahun lalu, menggunakan waktunya belajar bahasa untuk membantu mereka mendapatkan pekerjaan.
Mau kuliah gratis sambil bekerja, cobalah ke Jerman. Asal tak membuat onar! ***
0 komentar:
Posting Komentar